Roh Kudus Adalah Mata Air Kehidupan – Selamat Pentakosta

Silakan dibagi
diambil dari www.towards2020.org

Pada sekitar tahun 2014 di Jogjakarta terjadi konflik sosial, konflik ini disebabkan oleh air yang diperebutkan oleh masyarakat dan pengusaha hotel. Tepatnya di sebuah kampung yang bernama miliran. Menurut artinya tempat ini adalah tempat bayu mili atau tempat aliran air. Pemicu konflik adalah keringnya sumur-sumur masyarakat dikampung tersebut, padahal di sepanjang sejarah hidup masyarakat di kampung tersebut tidak pernah terjadi. Setelah diteliti ternyata hilangnya air disebabkan adanya sumur bor yang dibuat oleh pengelola hotel guna memenuhi kolam renang, kamar mandi dan keperluan lainnya. Masyarakat menjadi resah dan marah karena air  sangat berperan penting dalam kelanjutan hidup manusia.

Dalam Yohanes 7: 38, Tuhan Yesus menyatakan “barangsiapa percaya kepadaKu… dari dalamnya akan mengaliran aliran-aliran air hidup”. Maksudnya, orang yang datang kepada Tuhan Yesus dan menerimaNya, akan mempunyai aliran air yang menyejukkan dan menyegarkan di dalam dirinya. “Aliran air” yang menyejukkan inilah yang dalam penjelasan Injil Yohanes diterjemahkan sebagai Roh Kudus (ayat 39). Dan Roh Kudus ini baru diberikan setelah Yesus dimuliakan dalam kebangkitan dan KenaikanNya ke sorga. Aliran air yang mengalir ke dalam hati para rasul yang menerima pencurahan Roh Kudus pada peristiwa Pentakosta telah meluluhkan ketakutan dan kedukaan mereka. Dalam kesejukkan ini pula lahir keberanian dalam diri mereka untuk keluar dan memberitakan (dalam berbagai macam bahasa) tentang Yesus yang telah mati dan bangkit bagi dunia.

Memperjuangkan keutuhan ciptaan di Sumbagsel” yang menjadi tema Masa Perayaan Paskah dan Pentakosta 2017 yang telah kita gumuli selama ini, mungkin masih menyisakan perasaan pesimis di dalam diri kita akan terlaksananya tugas besar  ini. Siapakah kita, seorang manusia kecil yang ingin memperjuangkan keutuhan ciptaan di  semesta ini?

Pentakosta meneguhkan semangat dan motivasi kita. Sebagaimana ketakutan dan pesimisme para rasul digantikan dengan semangat dan keberanian, demikian pula Roh Kudus yang telah dicurahkan berkarya secara terus menerus di dalam diri saudara dan saya seperti aliran air yang terus mengalir untuk meneguhkan komitmen kita. Keberanian dan ketekunan dalam memperjuangkan keutuhan ciptaan, adalah bukti kehadiran Roh Kudus. Satu perbuatan kecil kita dalam memperjuangkan keutuhan ciptaan akan menghasilkan perubahan demi perubahan ke arah yang lebih baik. Keutuhan ciptaan bukanlah sebuah impian yang tidak dapat diwujudkan, melainkan realita yang dapat diwujudkan  dalam semangat kita sebagai penerus karya Kristus.