KASIH MEMBUTUHKAN PENGORBANAN

Renungan Keluarga Minggu ke  4.
Bacaan: Masmur 120: 1

”Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid – murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”.

(Yohanes 13 : 35)

Bu Wiwik memasuki usia perkawinannya yang ke 6 tahun ketika suaminya mulai terperangkap dalam perselingkuhan dengan Wanita Idaman Lain (WIL). Rasanya pasti menyakitkan. Awalnya bu Wiwik tidak bisa mengendalikan emosinya. Kemarahan, sakit hati dan rasa benci berbaur jadi satu, menggumpal meyesakkan dada. Ditengah proses yang menguji kesabaran dan ketabahannya, sabda Tuhan  kembali mengiang – ngiang  dibenaknya : …… “ Yaitu supaya kamu saling mengasihi ; sama seperti aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi; “. Diingkatkan hal seperti itu, dia selalu berlutut dan menangis dihadapan Tuhan, ia berdoa: “Ya, Bapa ampunilah suamiku yang buta dengan tindakannya. Ampunilah aku, jikalau aku sebagai istri kurang memberi pelayanan dan perhatian dengan baik. Tolong aku, Bapa, kasihanilah aku, hal apa yang harus kulakukan sebagai istri yang baik bagi suami, anak–anak, keluarga dan bagi Tuhan.” Tuhan sangat mengasihi Ibu Wiwik. Tuhan memberi pencerahan dalam pola pikirnya ketika diperhadapkan dengan konflik yang ada dalam keluarganya. Dia diingatkan bahwa mengasihi, mengampuni dan belajar memahami pasangannya tidak dibutuhkan biaya, tetapi dibutuhkan waktu, tenaga dan suatu pengorbanan yang tulus ikhlas. Memang ketika seseorang melukai atau menyusahkan kita, dibutuhkan tenaga dan kemauan yang tinggi untuk berjalan bersamanya di tengah kesengsaraan dan penderitaan yang ada. Walau sakit hati, namun itu sebuah penerimaan terhadap seseorang. Suatu pengampunan tanpa syarat. Suatu bukti yang konkrit apabila saudara bisa mengedepankan rasa kasih dibanding rasa yang lain di saat menghadapi persoalan, Tuhan akan mengambil beban saudara.

Ketika Ibu Wiwik melakukan firman Tuhan, kuasa mengalir, membebat tubuh, roh dan jiwanya. Taktkala kasih dan pengorbanan yang dikedepankan sedikit demi sedikit pemulihan dari Tuhan mulai nampak nyata. Suaminya kembali ke pelukannya dan mengakui dihadapan Tuhan. Suaminya bertobat. Keluarga ini dipulihkan. Karya Tuhan sungguh nyata bagi orang yang mau tetap melibatkan Tuhan dalam kehidupannya.

Pokok Doa :

1.   Menjaga dan memelihara kekudusan rumah tangga.

2.   Pergumulan dalam kehidupan keluarga.

Silakan dibagi