Sejarah Yabima
YABIMA berdiri sejak tanggal 20 Oktober 1989 di Metro – Lampung. Misi Yabima adalah untuk menguatkan organisasi rakyat agar mereka dapat mengelola berbagai sumber daya di sekitar mereka dan mengungkap Nilai-nilai komunitas untuk kemandirian yang holistik.
Yabima dimandatkan bekerja di Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Bangka Belitung. Visi Yabima untuk komunitas di wilayah itu adalah meningkatnya pendapatan kaum tani melalui integrasi pertanian – peternakan dan meningkatnya partisipasi mereka dalam pemerintahan daerah.
Nilai-nilai yang hendak dibangun dalam strategi dan tata kelola program yang ada di masyarakat adalah: Asketisme untuk berbagi, Keadilan yang Berpihak, Spiritualitas, Pendidikan, Keadilan Gender, Penguatan Organisasi Rakyat, Lembaga Keuangan Lokal, Dialong untuk Partisipasi, Sensitif Etnis, Akuntabilitas.
Isu-isu Strategi yang dikelola:
1. Meningkat Pendapatan Petani dengan Agroecology
2. Meningkat Kapasitas ORganisasi untuk kemandirian dan keberlanjutan
3. Meningkat Partisipasi dalam Otonomi Daerah & Land Reform
Yabima sampai saat ini telah mendampingi 60 kelompok tani dan 4 organisasi massa dan 1 koperasi yang tersebar di Kabupaten Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Selatan, dan Tulangbawang, serta di Sumatera Selatan yaitu 2 desa di Muarapadang Jalur 20 Kabupaten Banyuasin dan 3 desa di Airsugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Sebagian besar pendampingan adalah kepada petani miskin di wiayah-wilayah terpencil dengan akses yang minim terhadap air bersih, sanitasi, dan kesehatan. Beberapa petani dilatih untuk menjadi kader-kader komunitas dalam bidang tertentu. Telah ada 167 sukarelawan kesehatan ternak, 20 kader pertanian organic, juga telah ada 3 pabrik kompos dengan kapasitas 2 ton per hari untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan.
VISI
Organisasi kaum tani punya kesempatan dan kemampuan untuk mengelola sumberdaya yang ada disekitar mereka. Pertanian Berkelanjutan dan memiliki Lembaga Keuangan Lokal serta mampu menjual produk pertanian mereka dengan Harga yang Adil
MISI
- Menguatkan Organisasi Rakyat
- Membangun Kesadaran Kritis
STRATEGI
- Agroecology & Income Generating
- Menguatkan Organisasi Rakyat
- Partisipasi dalam Otonomi Daerah dan Land Reform
AGROECOLOGY & INCOME GENERATING
- Composting dan low external input untuk Pertanian
- Meningkat Kesadaran OBM soal Agroecology
- Pelihara ternak dan Meningkat Produktifitas Ternak
- Produksi pertanian organik meningkat
- Kesempatan Distribusi dan Pasar Lokal bagi kaum tani
- Diversifikasi Pendapatan dan Meningkat Modal OBM
PENGUATAN ORGANISASI RAKYAT
- OBM dan Organisasi Rakyat memiliki rencana strategis (min 3 tahun)
- Meningkat Administrasi Pembukuan dan Management Program
- Kemitraan dengan Pemerintah dan Organisasi Masyarakat Sipil
LAND REFORM DAN OTONOMI DAERAH
- Penguatan organisasi rakyat untuk mendorong struktur agraria yang lebih adil
- Organisasi rakyat memiliki program strategis untuk mendorong land reform
- Membentuk Union, Consortium atau Coalition
- Organization mampu menyediakan fasilitas dasar kesehatan dan pendidikan
Beberapa pelatihan yang didukung antara lain:
- Asset Sosial, Koperasi dan Tata Usaha
- Koperasi
- Pembuatan Proposal
- Kewirausahaan
- Administrasi Pembukuan
- Analisa dan Perencanaan Usaha
- Management Ekonomi Rumah Tangga
- Pertanian Terpadu/Organik
- Kompos
- System Of Rice Intensification (SRI)
- Managemen Paskapanen
- IPPOL
- Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu
- Budidaya Tanaman dan Analisa Usaha
- Pembuatan Pestisida Alami
- Pembuatan Benih
- Peternakan
- Analisa Usaha Ternak
- Managemen Kesehatan Ternak
- Managemen Pengawetan Pakan
- Managemen Reproduksi Ternak
- Pengelolaan Hasil Ternak
- Sukakeswan
- Peningkatan Kapasistas
- Seminar/Lokakarya
- Bazar/Pameran
- AI/ABCD/Perencanaan
- Training of Trainer
- Jurnalistik,Kampanye dan Loby
- Penanganan Bencana
- Pelatihan Komputer dan Internet
Sampai saat ini saya masih dan tetap berstatus pendeta GKSBS meskipun saya berdomisili di Jakarta karena status saya sebagai PPK ( Pendeta Pelayanan Kusus ).Selama 15 tahun saya di Jakarta sudah beberapa kali menghadiri Sidang Klasis Tanjungkarang, dan sekali menghadiri Sidang Sinode yg pada waktu itu diadakan di Belitang. Komentar saya ” ruar biasa”. Kemajuan yg dicapai oleh GKSBS memang ruar biasa. Ukuran yg saya pakai ialah GKSBS telah berhasil melakukan estafet pelayanan dari generasi tua kepada generasi muda,baik di tingkat jemaat setempat, klasis maupun sinode.Apalagi setelah saya membaca profil YABIMA,kiprah YABIMA di tengah masarakat SUMBAGSEL adalah kontektual karena talenta yg dimiliki GKSBS adalah sumber daya alam yg kaya raya namun namun pada sisi lain sumber daya manusia ( baca petani ) yg menggarapnya masih dalam proses sedang berkembang.Oleh karena itu keberpihakan GKSBS kepada petani melalui pelayanan YABIMA sungguh sesuai dg misi GKSBS untuk menjadi saluran berkat bagi masarakat SUMBAGSEL.