Pertemuan Yang Mengesankan

Silakan dibagi

Fasilitator kami Dr. Jon Rudi dan Dr Alzad mengajak kami para peserta kursus Peacebuilding pergi ke Bishop and Moslem Conference di Kota Davao. Bishop and Moslem Conference adalah kantor bersama dari tokoh agama katholik, protestan dan juga muslim yang tengah berjuang untuk mewujudkan perdamaian di Filipina. Saat kami berkunjung ternyata sedang ada workshop lintas agama untuk pemuda yang diselenggarakan.

Kami diterima oleh Arch Bishop Fernando Capala, Arch Bishop dalam hirarki gereja Katholik adalah jabatan yang sangat penting. Fernando Capala telah bekerja untuk perdamaian selama lebih dari 20 tahun.. Atas dedikasinya dia mendapatkan banyak penghargaan baik di level nasional maupun internasional. Rendah hati, sabar dan kharismatik adalah kesan pertama yang saya dapatkan begitu bertemu dengannya. Kami memperkenalkan diri satu persatu, Bishop kaget ketika mengetahui ada peserta dari Indonesia dalam rombogan tersebut. Kontan , Bishop tersebut menceritakan banyak pengalaman kerjasamanya dengan orang Indonesia terutama untuk pembangunan perdamaian di Mindanao.

Bishop mempersilahkan kami meminum kopi yang disuguhkan, kemudian sambil menikmati snack ,DR. Alzad bercerita tentang pengalamanya sebelum memilih jalan sebagai pelaku perdamaian dan dialog antar agama. Dr Alzad adalah seorang aktifis muslim yang juga menjadi pengajar disalah satu Universitas di Mindanao. Dia dibesarkan dalam tradisi keluarga muslim yang tradisional. Di kampung halamanya Alzad menyaksikan pertikaian dan kekerasan antara komunitas muslim dan Kristen. Lamanya konflik antar komunitas muslim dan Kristen menyadarkanya bahwa harus ada usaha baru untuk membangun perdamaian, karena perdamaian akan sulit didapatkan dengan cara-cara kekerasan. Pikiranya berubah ketika menapaki dunia luar dan belajar ke luar negeri.

Bishop Fernando Capala juga menceritakan kisahnya tinggal di Marawi sebuah daerah di Mindanao yang 100 persen penduduknya adalah muslim. Bishop adalah satu-satunya Katolik yang tinggal di daerah tersebut. Pada kami Bishop menceritakan kisah yang tidak akan dilupakannya seumur hidup. Karena kesabaranya membangun hubungan, pada suatu waktu seorang perempuan muslim Marawi datang ke rumahnya dan memintanya untuk menjadi ayah angkatnya serta menjadi saksi dalam pernikahanya. Bishop bertanya kepada wanita tersebut apakah ini diperbolehkan dan juga mendapatkan izin keluarga besar wanita tersebut. Wanita tersebut menjawab sambil mengulurkan tanganya , keluarganya menyetujui keinginanya. Bishop agak ragu menjawab uluran tangan wanita tersebut karena ia tahu persis dalam tradisi Islam seorang laki-laki dilarang memegang tangan perempuan yang bukan muhrimnya. Wanita tersebut berkata pada Bishop, Bishop kamu adalah ayah angkatku sekarang dan kamu akan menjadi saksi pernikahanku. Bishop akhirnya bersalaman dengan wanita tersebut. Bishop bercerita kini wanita tersebut telah memiliki anak dan ia menjadi “kakek” dari anak tersebut. Ia juga bertanggung jawab membiayai pendidikan anak tersebut sampai sekarang.
Bishop Fernando Capala menceritakan keunikan dari Filipina, dimana pada umumnya dialog lintas agama diberbagai Negara yang ia kunjungi selalu diinisiatifi oleh kelompok minoritas. Tapi di Filipina inisiatif dimulai dari Kelompok Mayoritas. Kita tau persis Filipina adalah Negara dengan mayoritas penduduk Katolik dan Kristen. Semangat mengasihi dan mencintai sesame menurut Bishop adalah kunci dari seluruh upaya untuk membangun perdamaian.

Sebuah cerita tentang kemanusiaan dan persaudaraan antara seorang muslim dan kristian yang sangat inspiratif. Semangat saling menghormati dan menghargai adalah pelajaran yang saya dapat dalam pertemuan yang mengesankan ini.

1 thought on “Pertemuan Yang Mengesankan

  1. laporan perjalanan yang sangat menyenangkan. Aku jadi bertanya, apa selama di lingkungan GKSBS tidak pernah mendapatkan pembelajaran tentang penghargaan dan penerimaan? kalau ini dirasa benar, nampaknya ini peringatan penting bagi seluruh aktivis di lingkungan GKSBS.

Comments are closed.