[catatan admin: kalimat-kalimat berikut ini adalah tulisan asli dari Henriette untuk perkenalan dirinya. Sengaja saya tidak mengeditnya agar tetap terlihat exspresi bahasa Indonesia yang original dari beliau]
Shalom! Di tulisan ini saya ingin memperkenalkan siapa saya. Nama saya Pendeta Henriëtte. Saya dari Belanda dan saya collega yang baru di kantor sinode paling tidak selama dua tahun. Tugas saya adalah bekerja bersama dengan collega di kantor sinode di program diakonia transformatif. Gereja-gereja di Indonesia dan gereja-gereja di Indonesia ingin berbagi pengalaman di diakonia dan ingin belajar dari satu sama lain.
Saya datang ke Metro tanggal 1 oktober dan tinggal di Metro selama 2 minggu. Sesudah itu saya pergi ke Jogjakarta untuk belajar Bahasa Indonesia di Wisma Bahasa. Bahasa Indonesia saya belum lancar, tetapi muda-mudahan saya akan menjadi lacar di tahun depan. Ketika saya mulai belajar Bahasa Indonesia pikiran saya adalah bahasa yang mudah, tetapi sekarang pikiran saya mengganti. Khususnya struktur pasif sedikit susah untuk saya. Di Bahasa Indonesia mereka lebih berfokus pada subjek, tetapi di Bahasa Belanda lebih pada objek. Tetapi harapan saya sesudah saya berlatih setiap hari saya akan menjadi lancar cepat.
Sejak satu minggu saya tinggal di rumah sewa dekat kantor sinode. Saya suka tinggal di Metro. Alasan yang pertama mengapa saya suka tinggal di sini adalah karena saya punya teman kerja yang ramah dan asik. Mereka membantu saya dengan semua hal. Alasan yang kedua mengapa saya menikmati Metro, karena makanan Indonesia enak sekali. Khususnya sop buah, mie repus pangsit(‘mie awang’), ikan gurami asam manis, dan petcel. Makanan yang saya tidak suka adalah durian. Dan tentu saja cuaca di sini lebih panas daripada cuaca di Belanda. Sekarang di Belanda musim dingin. Saya beruntung menjadi di Indonesia sekarang. Walaupun untuk saya sedikit aneh merayankan Natal dengan 33 teradjat Celsius, tetapi itulah Indonesia!
Muda-mudahan kita akan bertemu kapan-kapan di kantor sinode atau di jemaat Anda. Terima kasih dan Tuhan memberkati.
Salam,
Henriëtte Nieuwenhuis