Banyak katak mengikuti perlombaan. Mereka punya tujuan yang sama: mencapai pucak menara. Tetapi tidak semua percaya mereka mampu. Ada komen-komen dari para penonton: ‘Dirimu tidak mampu. Kamu terlalu kecil’. Akhirnya hanya satu katak kecil berhasil. Katak kecil yang tuli.
Appreciative Inquiry dan Asset Based Community Development (AI-ABCD). Itulah tema selama lokakarya diadakan pada tanggal 9-11 Oktober di Centrum. Dengan sekitar 30 peserta kami mulai bermimpi bersama-sama dan melihat asset dan kemampuan yang sudah ada dalam komunitas masing-masing. peserta yang semangat karena partisipasi yang tinggi. Ada ruang untuk berdiskusi dan belajar. Lokakarya ini penuh dengan interaksi: para fasilitator mengajak peserta untuk bermain, bekerja sama, menemukan asset, memetakan komunitas dan lain-lain.
Peserta juga diajak untuk mencari dan menemukan asset mereka, yang pribadi dan yang dari komunitas. Yang pribadi ditemukan dengan 4H: Hand, Heart, Head dan Human. Dengan melihat keterampilan (hand), hati (heart), kepala (head) dan hubungan-hubungan dalam masyarakat (human) ternyata setiap orang punya kemampuan dan potensi. Asset dari komunitas ditemukan dengan memetakan komunitasnya: mengumpulkan kekuatan yang sudah ada dan membuat jembatan antara kekuatan-kekuatan ini. Dari ‘discovery’ ini, peserta menemukan potensi-potensi yang ada dan kemudian sebuah ‘dream’ bisa dibuat.
Departemen Peningkatan Kesejahteraan GKSBS memiliki program berkesinambungan. Lokakarya AI/ABCD ini sebagai awal untuk menyiapkan aktivist-aktivist perubahan di jemaat dan komunitas masing-masing. Masih banyak program yang akan diselelnggarakan, yang sangat diharapkan juga tetap diikuti oleh ke-30 peserta ini dalam setiap kegiatan departemen Peningkatan Kesejahteraan supaya tidak terputus satu kegiatan dengan kegiatan yang lain.