Apa yang bisa Gereja lakukan dalam menghadapi situasi yang terus berubah di sekitarnya? Dan bagaimana Gereja dapat mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, baik negative maupun positif yang ada disekitarnya? Dan pada akhirnya, Injil seperti apa yang layak, yang cocok, yang kontekstual untuk diberitakan kepada umat dalam menjawab pergumulan Jemaat dan masyarakat sekarang ini? Inilah pertanyaan besar yang digumuli oleh GKSBS Sumberhadi bersama Jemaat-jemaat se-Klasis Sri Bhawono dalam acara Studi Konteks Pemberitaan Firman tanggal 18 Juni 2013 yang lalu, di GKSBS Sumberhadi.
Diskusi yang dipandu oleh Pdt. Sugianto ini menghasilkan beberapa pemahaman bersama, bahwa: Dibutuhkan kemampuan melihat situasi dan kesempatan, ternyata setiap orang mempunyai “kacamata” sendiri dalam memahami satu peristiwa, Nilai-nilai, Visi dan Misi setiap orang turut mempengaruhi cara pandangnya terhadap realitas. Maka, Injil yang dibutuhkan adalah Injil yang diberitakan dengan menggunakan “kaca mata” kesadaran akan adanya realitas perbedaan cara pandang antara satu dengan yang lain, sehingga dalam menyikapi situasi apapun, Jemaat diajak untuk lebih fleksibel dan kontekstual, tanpa menyalahkan pemahaman dan cara pandang pihak lainnya.