Satukan Hati Untuk Berbagi

2014-04-27 12.07.47Baksos ….

Sebuah kata yang tidak asing lagi untuk kita, yaitu yang terdiri dari dua kata bakti dan sosial. Bakti sosial adalah kegiatan kemanusiaan dengan tujuan membantu orang lain tanpa menerima imbalan. Pernakah anda terlibat dalam kegiatan bakti sosial? Tahukah anda bahwa mengadakan kegiatan bakti sosial tidak semudah yang dikira? Disini, kami akan berbagi sedikit pengalaman kami dalam bakti sosial.

Kami telah mewawancarai seorang narasumber yaitu Desiana Kristanti (salah satu pemuda GKSBS Pugungraharjo) seorang bidan di salah satu klinik rawat inap daerah Lampung. Beliau yang memiliki inisiatif untuk mengadakan baksos karena banyak warga sekitar di sebuah desa yang memilih untuk tidak lagi mengikut Yesus, terbukti dengan hanya adanya 6 orang di gereja tersebut yang terdiri dari kakek- nenek, suami- istri, 1 pemuda dan seorang batita. Selain itu, ingin membuktikan bahwa Tuhan mempunyai karya di kehidupan kami.

Pasti kita tahu bukan…… bahwa mengadakan baksos membutuhkan persiapan, baik alat, bahan, dana, maupun sumber daya manusia itu sendiri. Beliau dan team (Pemuda GKSBS Pugungraharjo) bekerja sama dengan pemuda GKSBS setempat dalam mempersiapkan alat dan bahan. Sementara dana didapat dari pengajuan proposal ke majelis gereja, KPPJ (Komisi Perberdayaan Perempuan Jemaat), kas pemuda, klinik rawat inap Mardi Waluyo Gunung Pasir Jaya dan komisi sekolah minggu. Sebagian lagi didapat dari bazar pemuda GKSBS Pugungraharjo yaitu berupa makanan ringan yang dibuat sendiri. Warga jemaat sangat antusias dengan diadakannya kegiatan baksos tersebut. Antusias warga jemaat berupa memberikan uang lebih saat membeli makanan yang dijual. Akhirnya dana terkumpul kurang lebih Rp 2.800.000,00 untuk mengadakan baksos anak-anak yang temanya Satukan Hati Untuk Berbagi. Baksos ini mengajak anak untuk menggosok gigi dengan benar dan juga cara cuci tangan yang benar. Serta tak kalah menarik lagi dengan nyanyian-nyanyian dan tarian asyik yang sudah disiapkan panitia.

Setelah team mempersiapkan bahan dan alat selama 3 bulan terakhir, mereka mengirim 4 orang pemuda termasuk Kristanti untuk menyebarkan undangan. Karena menurut 4 orang ini menyebar lewat sekolah SD lebih mudah, mereka mendatangi sebuah sekolah negeri. Bisakah anda menebak apa yang terjadi? Bukannya di sambut dengan senyuman yang manis oleh sang kepsek (kepala sekolah), malah mereka disambut dengan kata-kata jutek dari kepsek… Tahukah apa yang dikatakan oleh pak kepsek? “Saya tahu kalian orang Kristen, tujuan Gereja. Buffftt…….”, kata pak kepsek sambil menghembuskan asap rokok tanpa rasa bersalah sedikitpun. Nahhh…. Jika kalian yang berada di posisi mereka apa yang anda/kalian rasakan? Jengkel? Kesal? Lelah? Pucat? Marah? Kecewa? Wahhh…. Pastinya bercampur aduk…. Ternyata sang kepala sekolah cukup keras kepala. Oleh karena itu ada satu solusi yang dapat diambil, yaitu memotong kop gereja agar tidak dianggap mengkristenisasikan.

Akhirnya masalah kop surat selesai, tetapi masalah yang lain berdatangan. Pada saat di perjalanan ke tempat tujuan ternyata kami kurang persiapan. Motor salah seorang pemuda Pugungraharjo ternyata kehabisan gear yang mengakibatkan keluarnya bunyi seperti tembakan tentara “dredededettt…”. Juga keadaan jalan yang becek dan berlumpur menghambat perjalanan kami, membuat motor salah pemuda tergelincir dan jatuh. “Kyaaaa… kepala jatuh…”, salah seorang pemuda perempuan berteriak, karena mengira kepala temannya jatuh yang ternyata hanyalah helm saja. “Hhahaha…” pemuda yang lain tertawa terbahak-bahak melihat kejadian itu termasuk temannya yang terjatuh, yang membuatnya tersipu malu. Setelah kami sampai di tempat baksos ternyata sudah cukup malam. Kami kehabisan air. Beberapa pemuda laki-laki berkeliling untuk mencari air minum dan membawanya ke gereja. Kami pun merasa kelelahan dikarenakan perjalanan yang cukup jauh. Kami bermalam di sebuah Gereja, menata tikar, mengadakan PA singkat dan tidur bersama motor dan barang-barang persiapan baksos.

Paginya kami mencari tempat untuk mandi di warga sekitar. Setelah mck (mandi cuci kakus), kami berkumpul di Gereja untuk ibadah Minggu bersama 6 warga Gereja. Wahhh…. Betapa kagetnya kami karena melihat ada seorang anak yang sudah datang dan ikut beribadah, juga membuat kami senang. Anak itu sangat antusias mengikutinya. Saat praktik menggosok gigi anak-anak cukup menikmatinya, dengan chanda dan tawa.

2014-04-27 11.31.00Melihat mereka bahagia membuat kami ikut bahagia. Selama baksos, kami mengajak anak- anak untuk bernyanyi, belajar, bermain dan praktik gosok gigi. Disela- sela acara, kami memberikan kesempatan kepada anak- anak untuk dapat maju ke depan guna melatih keberanian mereka dengan memberikan hadiah setelah mereka dapat menirukan gerakan cuci tangan dan gosok gigi. Ternyata tidak sedikit anak yang berani untuk maju ke depan karena mereka cenderung malu. “Adek-adek gimana acaranya? Asyik tidak..” tanya Desiana Kristanti pada anak-anak yang datang. “Asyik……” teriak anak-anak bersamaan. “Jadi, boleh gak kakak-kakak ini datang ke sini lagi?” tanya Desiana Kristanti lagi. “Bolehhh…. ”, jawab anak-anak dengan semangat. Kami sangat senang dengan jawaban anak-anak yang sangat antusias itu. Acara baksos ini ternyata tidak hanya membuat Desiana Kristanti dan panitia saja yang senang tetapi semua anak dan warga gereja ikut senang dan sangat berterima kasih. “Terima kasih banyak atas semuanya, dan terima kasih atas kepedulian kalian dengan keadaan kami sebelumnya”, ungkap seorang majelis gereja sambil berjabat tangan dengan kami satu per satu. “Sama-sama pak, trimakasih kembali karena bapak telah membantu kami dalam acara ini”, kata Desiana Kristanti. Akhirnya acara baksos pun selesai.

Setelah beres-beres kami berencana tidak langsung pulang, melainkan akan mendaki gunung. Ternyata masalah belum selesai, saat mendaki ada seorang pemuda yang terkena sesak nafas. Kami berhenti di rumah pemuda GKSBS setempat untuk membaringkan dan merawatnya. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang, sambil merawat pemuda yang sakit menggunakan sebuah mobil pemilik rumah. Kami sempat berhenti beberapa kali di rumah warga untuk memberi obat khusus untuk orang sesak nafas. Sekitar 2 jam di perjalanan yang membuat jantung hampir copot dan tegang akhirnya kami sampai di klinik rawat inap di Gunung Pasir Jaya untuk mengantarkan seorang pemuda yang sakit ini. Meskipun tidak semua yang terjadi sesuai dengan apa yang kami kehendaki tapi hal ini membuat kami sangat senang dan bersyukur.

Nah.. Begitulah pengalaman yang dapat kami bagikan kepada anda.. Jadi segala sesuatu yang tidak kita kehendaki bisa saja muncul dan membuat kita bimbang dan ragu. Tapi karena adanya kebersamaan, keinginan dan usaha yang sangat kuat dalam diri kami untuk berbagi kebahagian, kami bersama, dan menyatukan hati, kami bisa…Kami pasti bisa. Terlebih lagi asalkan kita percaya dan yakin kepada rencana Tuhan Yesus, kita bisa melakukannya dengan baik. Semoga pengalaman yang kami bagikan ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan refrensi dalam mengadakan baksos. Satukan hati untuk berbagi ^_^

Silakan dibagi