Catatan pendahuluan : Saat ini Departemen Peningkatan Kesejahteraan SInode GKSBS sedang menyelenggarakan sebuah lokakarya tentang menulis. Apa yang menarik? tidak lain adalah karena “menulis” disini menyematkan “apresiatif” di belakangnya. Reportase hari pertama ini ditulis oleh Yuyun, seorang peserta dan juga merupakan cucu dari Pdt. Em. Siswo Dwijo.
Tahukah anda? Menulis itu ternyata ada seninya. Tidak asal dan sembarangan. Apalagi menulis yang bersifat Diakonia. Terlebih yang harus disampaikan kabar suka cita atau Injil Allah. Itulah yang disampaikan pada Lokakarya Menulis Apresiatif yang diadakan oleh Sinode GKSBS.
Acara ini diawali dengan renungan singkat dari Yohanes 21:25 yang dilayani oleh Pdt. Dono Wahyono. Setelah itu baru dilanjutkan penjelasan adanya Lokakarya ini oleh Pdt. Riyadi Basuki. Diakhir penjelasan dilanjutkan dengan perkenalan. Banyak yang lucu dan unik, ketika peserta harus mengartikan inisial huruf depan nama masing-masing dengan kata sifat. Ice Breaker dibawakan oleh Pdt. Henriette untuk mencairkan suasana Lokakarya.
Istirahat makan siang dengan soto ayam yang disiapkan oleh ibu-ibu KWJ GKSBS Siloam Palembang. Perut kenyang, masuk sesi berikutnya yang dibawakan oleh Pdt. Erik Purba sedikit penjelasan teori AI-ABCD dan juga bagaimana seorang jurnalis yang memiliki jiwa Diakonia. Setelah itu diberi tugas untuk wawancara dengan teman secara lisan. Disinilah kemampuan kita untuk bertanya dan mendengar dengan baik diuji.
“Bebek Gila”. Ice breaker pemecah suasana yang mulai agak-agak mengantuk karena “hawa siang” datang. Game ini membuat susana seru dan penuh tawa. Melihat teman-teman yang hilang konsentrasinya dan salah merespon membuat tawa terbahak-bahak.
Sesi terakhir hari pertama, Pdt. Henriette menjelaskan 11 tips untuk menulis. Dalam Lokakarya menulis, tanpa praktek menulis bukan Lokakarya namanya. Saling mewawancarai dan menulis hasilnya dilakukan secara berpasang-pasangan serta bergantian. Komentar dari teman, melengkapi penulisannya masing-masing.
Hari pertama usai dan banyak sekali pelajaran yang bisa diambil. Satu hal yang bisa diambil adalah jangan takut; jangan takut untuk memulai menulis, jangan takut tulisan kita tidak dibaca dan disukai orang. Yakinlah jika tulisan kita bersifat membangun, pasti akan berguna bagi pembaca. Jadi jangan takut dan jangan berhenti untuk menulis.