Pada sesi malam hari pertama Lokakarya Renstra GKSBS, mendengarkan pemaparan dari DR. Moh. Bahruddin, M.A tentang Peran Tokoh Agama menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Beliau adalah Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam IAIN Radin Intan Bandar Lampung. Bersama GKSBS membentuk Forum Kerja Lintas Agama (FKLA) dan didaulat menjadi ketua FKLA.
MEA dicetuskan pada saat KTT ASEAN ke-9 tahun 2003 menyepakati BALI CONCORD II. 4 pilar dalam MEA adalah pasar tunggal, kawasan berdaya saing tinggi, kawasan dan pembangunan ekonomi yang merata, dan integrasi dengan perekonomian dunia. Lalu bagaimana ini semua dihubungkan dengan peran tokoh agama di Indonesia? Mantan ketua FKUB Propinsi Lampung ini menjelaskan lebih lanjut bahwa nilai bisnis manusia adalah berkeadilan dan berperikemanusiaan. Tokoh agama perlu proaktif dalam peningkatan pemahaman akan MEA dan dalam membangun opini publik yang berimbang dan cerdas, proaktif dalam meningkatkan kontribusi positif terhadap upaya memajukan kepentingan nasional indonesia, seperti studi empiris, lalu menciptakan kerukunan umat beragama agar tercipta iklim bisnis yang kondusif, mendorong umat agar semakin produktif dan memiliki daya saing tinggi dan mendukung upaya-upaya dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Dari pemaparan yang lengkap tentang ASEAN Economy Community atau sering kita kenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN, Bapak Bahruddin menyimpulkan secara singkat peran tokoh agama adalah Menyeru kepada umat agar menjadi insan yang Ber-ISI : BerIntegritas, berSpiritual dan berIntelektual.
Untuk selanjutnya, Lokakarya akan mengadakan FGD tentang MEA, untuk melengkapi isu yang digumuli terlebih dulu yaitu tentang UU Desa. Kedua hal ini menjadi analisis eksternal dalam penyusunan Rencana Strategis GKSBS 2016-2020.