Kebangkitan Kristus Membebaskan Kita Dari Kuasa Kematian – PESAN PASKAH PGI 2017

Saudara-saudara umat Kristiani terkasih di mana pun Saudara berada.

Salam Sejahtera dalam Yesus Kristus,

Dalam tradisi gereja, perayaan Paskah selalu didahului dengan masa Prapaskah selama 40 hari. Saat ini kita sedang  berada dalam masa Prapaskah tersebut, yang lazim juga disebut Minggu-minggu Passion. Dalam masa ini kita diajak untuk mengingat dan merenungkan makna penderitaan Kristus hingga kematianNya di kayu salib karena dosa-dosa kita. Sebagai pengikut Kristus, kita percaya bahwa kita mengambil bagian dalam kematian Kristus dengan cara ‘mati’ atau ‘menguburkan’ atau meninggalkan dosa kita, dan bangkit bersama Kristus kepada cara-cara hidup baru yang sesuai dengan kehendak Kristus. (Roma 6:5-6).  Kita tidak lagi membiarkan dosa menguasai hidup kita.  Karena itu, dalam masa perenungan ini, ada baiknya kita memeriksa  kehidupan pribadi, keluarga maupun masyarakat kita, sambil menanyakan pada diri kita: dosa-dosa apakah yang sedang menguasai kita? Hanya dengan kesadaran kita akan dosa-dosa kita, serta mengandalkan rahmat Allah yang membawa kita kepada pertobatan dan tekad untuk membarui hidup, kita dapat dan layak menyambut serta merayakan Paskah.

Tidaklah berlebihan kalau kami menyebutkan bahwa kini kita diperhadapkan dengan berbagai bentuk bayang-bayang kematian. Dalam kehidupan berbangsa, kita sedang berada dalam peradaban yang mementingkan jumlah penganut agama; peradaban yang mengedepankan mereka yang bersuara keras; peradaban yang memenangkan mereka yang hidup mapan, dan peradaban yang mengarus-utamakan kekerasan. Kita juga sedang berhadapan dengan kecenderungan peradaban yang mengedepankan kepentingan kelompok, suku dan agama seraya mengorbankan nilai-nilai kebersamaan, kesetaraan dan kemanusiaan. Kita prihatin dengan maraknya korupsi dan eksploitasi alam yang  berlebihan, serta peradaban yang mengutamakan kepentingan jangka pendek dan sesaat, misalnya Pilkada lima tahunan. Semua ini mengorbankan nilai-nilai universal yang lebih berjangka panjang. Kita risau dengan perkembangan peradaban sedemikian, karena pada gilirannya akan menimbulkan perselisihan, kebencian dan balas-dendam; suatu peradaban yang membuahkan budaya kematian daripada budaya cinta yang menghidupkan manusia dan segenap makhluk ciptaan Allah.

Syukurlah, berita Paskah mewartakan bahwa kematian bukanlah kata akhir. Kematian Kristus justru merupakan cara Allah mengalahkan kematian itu, sehingga sengat maut, yakni kematian itu, tidak lagi berkuasa atas kehidupan kita. Dosa tidak lagi berkuasa!  Kristus telah bangkit, dan dengan itu Ia membebaskan kita dari kuasa kematian (Roma 6:10).Oleh karena itu, dengan merayakan Paskah, kita tidak hanya mewartakan kebangkitan-Nya, tetapi juga menghidupi kebangkitan itu. Kita bangkit mengalahkan bayang-bayang kematian dan kuasa dosa, yang sebaiknya kita mulai dari diri kita.

Dalam semangat Kebangkitan Kristus yang membebaskan kita dari Kuasa Kematian inilah kami mengajak seluruh warga gereja dan masyarakat umum untuk:

  1. Ikut serta dalam karya Allah memerangi segala bentukdosa yang membawa kita ke arah bayang-bayang kematian dan belenggu maut, seperti perilaku manipulatif-koruptif, materialistis, maupun tindakan kekerasan terhadap sesame dan alam serta kerakusan yang tak kenal batas. Kita diajak untuk memelihara kehidupan bersama yang berlandaskan kasih dan keadilan, dengan memberi perhatian khusus kepada mereka yang menjadi korban kekerasan dan ketidak-adilan.
  1. Ikut menebar bibit perdamaian dan mengupayakan kesejukan serta kesejahteraan dalam kehidupan bersama di tengah kemajemukan suku, bahasa, agama dan budaya bangsa. Kekayaan Indonesia dengan keragaman suku, bahasa, agama dan budaya, adalah karunia Allah yang harus terus kita pelihara dan perjuangkan dalam upaya membangun Indonesia sebagai rumah bersama yang harmonis dan damai.
  1. Ikut berjuang melawan konsumerisme dan perilaku konsumtif. Untuk itu, dalam masa Prapaskah ini, kita diajak untuk berbela rasa denganmereka yang selama ini kurang beruntung dan terpinggirkan dari berbagai sumber-sumber ekonomi, sosial, dan budaya. Misalnya dengan mengurangi pola hidup konsumtif dan mengkonversi pengurangan tersebut untuk aksi-aksi solidaritas bagi mereka yang selama ini tersisih dan menderita.
  1. Ikut serta dalam upaya pemulihan alam yang telah rusak oleh perlakuan manusia yang ceroboh dan tamak. Kebangkitan Kristus tidakhanya mendamaikan Allah dengan manusia, tetapi juga mendamaikan Allah dengan alam semesta, dan manusia dengan alam semesta. Oleh karena itu, dalam semangat Paskah kita juga diajak untuk terus mengembangkan aksi-aksi penyelamatan bumi dan segala isinya.

Kiranya kebangkitan Kristus yang telahmengalahkan kematian, melingkupi dan menyemangati kita untuk mengalahkan berbagai bentuk dosa dan bayang-bayang kematian dalam keseharian kita.Kristus bangkit, haleluya! Dialah pengharapan kita.

Jakarta, Maret 2017

Atas nama Majelis Pekerja Harian PGI

Pdt. Dr. Henriette T. H-Lebang

Ketua Umum
Pdt. Gomar Gultom
Sekretaris Umum

Silakan dibagi