(Pdt. Surahmat Hadi) — Masa advent tahun ini berada pada masa berlangsungnya Pandemi Covid-19 dan Pilkada serentak di Indonesia. Ada ketegangan antara anjuran untuk berjaga-jaga terhadap ancaman Covid 19 dengan upaya partai politik menggalang masa untuk mendukung Paslon Kepala daerah yang diusungnya. Demikian juga ada ketegangan antara upaya menjaga kesehatan dengan keharusan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Situasi yang demikian itu menantang kita untuk bersikap arif dalam mempergunakan waktu. Rasul Paulus menyatakan: “Karena itu, perhatikanlah dengan seksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, danpergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat” Efesus 5:15-16
Pada perikop Matius 25:1-13 ,Tuhan Yesus bercerita tentang lima orang gadis bodoh dan lima orang gadis bijaksana yang pergi menyongsong kedatangan mempelai laki-laki. Mereka menunggu lama sampai akhirnya mengantuk dan tertidur. Sampai di sini, tidak ada bedanya antara yang bodoh dan yang bijaksana. Tetapi pada saat mempelai hampir tiba, nampaklah perbedaannya: gadis-gadis yang bijaksana siap menyambut mempelai dengan pelita mereka yang masih menyala, sementara gadis gadis yang bodoh pergi untuk membeli minyak. Gadis-gadis yang bodoh salah waktu dan salah tempat, terlambat dan tidak bisa masuk ikut dalam pesta.
Tuhan Yesus berpesan : “ Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya” Matius 25:13 Berjaga-jaga berarti memiliki kesadaran waktu; sadar bahwa waktu itu bukan milik kita, tetapi milik Tuhan. Sadar waktu membangkitkan kesiapan kita menghadapi berbagai kemungkinan buruk dengan memiliki minyak cadangan. Dengan iman yang ditopang oleh kesadaran waktu, kita bisa siap berada pada saat yang tepat, sehingga dapat manfaat dan juga menjadi berkat bagi sesama.
Selamat menghayati masa advent. Selamat membangun kesadaran waktu!