Komisi Pengembangan Ekonomi Jemaat (PEJ) GKSBS Seputih Mataram bekerjasama dengan Yabima Indonesia mennyelenggarakan kelas diskusi selama tujuh sesi dalam Pendidikan Petani. Bertempat di kelompok Utama Jaya pada 26 dan 27 April 2022, adalah sesi 1-5 yang dibagi dalam 4 kelas, yaitu kelas pria dewasa, kelas wanita dewasa, kelas pemuda putri dan kelas pemuda putra. Nampak pemuda-pemuda GKSBS Seputih Mataram sangat antusias dalam mengikuti kelas Pendidikan Petani ini.
Yabima sendiri memang sudah concern dalam pertanian organik yang juga diperkenalkan dengan istilah pertanian selaras alam. Yabima Indonesia sebagai lembaga diakonia milik Sinode GKSBS memang selama ini lebih bergerak dalam pemberdayaan masyarakat luas, bukan hanya untuk jemaat-jemaat saja. Bahkan jika dibandingkan dengan ke jemaat, Yabima Indonesia lebih banyak bekerja bersama dengan masyarakat, seperti ketika awal pandemi menghampiri kita, Yabima memberi support berupa perlengkapan tenaga kesehatan dari APD sampai bantuan gizi untuk satgas desa, juga bantuan usaha bagi warga terdampak. Ada 6 desa di Lampung yang mendapat support dari Yabima Indonesia.
Komisi PEJ GKSBS Seputih Mataram dalam rencana strategis (renstra) jemaat berada di dalam bidang Kesaksian dan Pelayanan (KESPEL). Sebagai Ketua Komisi PEJ adalah Bpk. Bambang Sriwiyono, ditemani oleh Bpk. Supri Hartono dan Bpk. Dri Suprasetyo, masing-masing sebagai sekretaris dan bendahara komisi. Selain itu juga, di setiap kelompok pelayanan GKSBS Seputih Mataram juga memiliki koordinator PEJ yang disebut sebagai koordinator wilayah. GKSBS Seputih Mataram memiliki 4 kelompok pelayanan, yaitu kelompok Onoharjo dengan koordinator Bpk. Trimulyo, kelompok Utama Jaya dengan koordinator Bpk. Suratman, kelompok Varia Agung dengan koordinator Hari Wibowo, dan terakhir kelompok Trimulyo dengan koordinator Bpk. Turlani.
Lalu, mengapa dengan Yabima dan pertanian organik? Pdt. Andri Saragih, S.Th menjelaskan bahwa Yabima adalah Yayasan milik GKSBS. Ini adalah lembaga diakonia gereja yang kita miliki. Dengan isu Pertanian Yang Berkelanjutannya, Yabima ingin mengambil bagian dalam kampanye dan tindakan-tindakan pelestarian alam. Bahkan di desa Sumber Harapan, Belitang II, OKU Timur, Sumatera Selatan, Yabima Indonesia baru-baru ini merayakan panen padi organik bersama dengan 4 kelompok tani. Mereka juga telah melewati tujuh sesi pendidikan petani sebelumnya. Bahkan dilanjutkan dengan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu, dan menerapkan SLPHT pada praktek di demplot, dan telah berhasil panen dengan diiringi tradisi kearifan lokal “Metik Padi” di komunitas setempat. Istilah “Pertanian Selaras ALam” ini ditemukan ketika diskusi di komunitas desa Sumber Harapan ini.
Pendidikan Petani di GKSBS Seputih Mataram untuk sementara berhenti pada sesi ke-5 pada tanggal 27 April 2022, dan akan dilanjutkan untuk sesi 6 dan 7 setelah masa Idul Fitri selesai. Dari kelas yang telah dilalui ini, peserta cukup antusias. Bahkan pemuda-pemuda juga menunjukkan semangat. ini harapan baik, di tengah mengecilnya semangat dan keinginan kawula muda pada bidang pertanian. Secara paradigma juga telah menemukan makna lain dalam pertanian, yang biasanya hanya sebatas produksi banyak dan hasil melimpah, tentunya dengan segala macam permasalahan keterbelengguan petani atas pupuk dan pestisida, kali ini mereka memiliki insight baru dalam pertanian yaitu juga harus peduli pada lingkungan dan peduli pada kesehatan. Dan yang lebih penting adalah bahwa dengan pertanian selaras alam ini, petani tidak lagi bergantung pada ketersediaan pupuk kimia sintetis yang acap kali mempermainkan mereka.