Gambar di atas mengilustrasikan besek yang kerap kita jumpai dalam hidup bersama tetangga dalam masyarakat. Besek tradisional ini biasanya berisikan makanan dengan berbagai rupa jenisnya. Tradisi membagi-bagikan besek ini dilakukan dalam hampir setiap perayaan tahapan kehidupan manusia; mulai dari merayakan kelahiran hingga di saat kematian. Besek dibagikan kepada tetangga, mulai dari yang dekat, tepat sebelah rumah, hingga handai tolan yang paling jauh yang harus menempuh perjalanan berjam-jam. Besek juga dibagikan kepada orang-orang tanpa memandang suku, agama, dan keberadaan sosial mereka.
Tema Bulan Diakonia Sinode GKSBS tahun 2023 adalah “GKSBS Berdiakonia Secara Inklusif” yang dirayakan bersamaan dengan HUT ke-36 Sinode GKSBS, besek menjadi lambang keterbukaan kita dalam berbagi dan melayani keberadaan semua orang. GKSBS merayakan kelahirannya, dan merayakan setiap tahapan kehidupan bergereja dengan berbagi dan menjadi bermanfaat kepada semesta, khususnya pada Sumbagsel.
Kata inklusif berasal dari kata inclusion (english) yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Dalam arti yang lebih luas, inklusif berarti lebih membuka diri terhadap siapa pun, tanpa memandang berbagai perbedaan yang ada. Sedangkan kata diakonia, berasal dari bahasa Yunani: “diakonos” berarti pelayan; pramusaji; pemangku atau pewarta yang dalam hal ini masih berupa kata benda yang berarti oknum. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, kata diakonia dalam arti kata kerja diterjemahkan dengan pemberian bantuan atau orang yang mengurus pelayanan meja (Kis. 6:1-7), sehingga secara keseluruhan jika berbicara tentang diakonia pastilah berbicara tentang bagaimana memberikan pertolongan kepada orang lain dengan apa yang ada pada kita.
Dalam hubungannya dengan inklusif, maka secara sederhana diakonia inklusif berarti memberikan bantuan kepada pihak lain yang benar-benar membutuhkan tanpa melihat latar belakang pihak yang ditolong. Sinode GKSBS adalah gereja yang gencar menggerakkan diakonia inklusif ini. Hal itu dapat dilihat dengan rutinnya dilaksanakan bulan diakonia pada setiap tahunnya, serta aksi-aksi nyata yang dilakukan oleh jemaat, terlebih dalam situasi pandemic covid-19 beberapa waktu yang lalu. Sikap inklusif yang dilakukan oleh sinode GKSBS ini bukan tanpa dasar, melainkan sikap Sikap ini didasarkan pada sikap inklusif yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ketika memulai pelayanan-Nya di dunia sehingga dalam pelaksanaan program diakonianya, Sinode GKSBS mengenal tiga jenis diakonia yaitu: diakonia karitatif (perumpamaannya adalah dengan langsung memberikan ikan), diakonia reformatif (memberikan pancing), dan diakonia transformatif (membebaskan sumber-sumber ikan dari tangan para penguasa sehingga orang bisa bebas menangkap ikan).
Berikut adalah materi BULAN DIAKONIA untuk SAH, PA, Renungan, dan Kebaktian Anak.