Kasih Kepada Allah dan Sesama

Kita seringkali mendengar perintah untuk saling mengasihi, bahkan kalau kita berbicara tentang buah Roh, salah satu bagian di dalamnya adalah kasih. Berkaitan dengan kasih itu tidak dapat disangkal dan dipungkiri bahwa salah satu sifat Allah adalah Kasih. Hal inilah yang hendak  dibuktikan oleh Allah kepada manusia dengan mengutus Yesus Kristus sebagai Pendamai antara manusia dengan Allah. “Inilah kasih itu: bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan telah mengutus anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita ( 1 Yoh 4:10 )”. Artinya Allah hendak membuktikan kasihNya dengan berinisiatif mengutus Yesus Kristus sebagai Pendamai yang sempurna bagi kita orang percaya. Karena itu sebagai respon manusia harus hidup dalam kasih Allah yang dinyatakan dalam kasih terhadap sesama, kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Hal kongkrit dari mengasihi harus diwujudkan dengan mengasihi Allah dan sesama, sebab kalau kriteria yang utama ini tidak ada pada diri orang yang percaya kepada Kristus maka tidak mungkin kita dapat mempraktekkan kasih “ Jikalau seseorang berkata: aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya,maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya ( 1 Yoh 4: 20 )’’. Pengorbanan Yesus Kristus bagi dunia adalah suatu pengorbanan yang sempurna dan hal ini menjadi hal yang mendasar bagi kasih Allah untuk dunia ini. Kasih adalah sarana yang ampuh untuk menaklukkan dan membebaskan kita dari segala kekerasan hati dan kejahatan. Hal ini telah terbukti bahwa dosa manusia telah ditutupi oleh kasih Allah yang besar sebab kasihnya menyatukan dan menyelamatkan, mengikat dan menyempurnakan.

Hidup dengan saling mengasihi, membantu dan menopang, menghibur dan menguatkan, adalah perwujudtan iman orang percaya walaupun kenyataan yang terjadi adalah sering orang mengasihi karena ada kepentingan, ingin mendapatkan imbalan, dan ada maksud tertentu. Kalau hal ini yang terjadi, itu berarti menandakan kedangkalan iman kita untuk dapat memahami kasih Kristus yang sesungguhnya. Oleh karena itu untuk dapat memaknai kasih Kristus itu  kita harus bersedia  menata, mengelola, merubah hati dan pikirin yang acapkali berlawanan dengan kehendak Tuhan. Diakonia sebagai sebuah laku kasih hendaknya jangan hanya dipahami  dan dibatasi pada orang atau golongan tertentu saja,  tetapi ini harus dinyatakan kepada semua orang  sebagai sebuah cara hidup jemaat mengada dalam rangka menyatakan dan meneguhkan panggilan bersekutu, bersaksi dan melayani.

Silakan dibagi