Kemerdekaan dan Pendidikan

Galatia 3:26-29 : Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.

Setiap memasuki bulan Agustus, GKSBS tidak hanya merayakan dan mensyukuri kemerdekaan Bangsa Indonesia tetapi juga merayakan Bulan Pendidikan dan Kebangsaan. Kedua peristiwa ini GKSBS rayakan bersamaan. Perikop dari surat Rasul Paulus untuk Jemaat di Galatia di atas menjadi dasar refleksi bersama menyambut dua perayaan ini.

Orang yang merdeka adalah orang yang seharusnya bebas dari kungkungan, tidak lagi dijajah termasuk dijajah oleh berbagai aturan yang malah merampas kemerdekaan itu. dalam hal ini lah pentingnya pendidikan. Agar kemerdekaan bukan menjadikan orang terjajah dan juga sekaligus tidak membuat anarkis namun mengisi kemerdekaan dengan berbagai hal baik sebagai wujud menghargai setiap usaha untuk memperoleh kemerdekaan. Kemerdekaan tanpa pendidikan membuat orang merdeka namun tidak punya pikiran, dan karena itu dapat dengan mudah terpesona dengan berbagai hal yang juga bisa menyebabkan orang yang telah merdeka terjajah kembali. Bacaan Alkitab kali ini adalah bagian yang berisikan pendidikan dari paulus mengenai mengapa mereka disebut orang merdeka dan bagaimana orang merdeka itu.

Inti beritanya adalah kemerdekaan manusia telah diberikan atas rahmat Kristus. Bukti dari kemerdekaan itu adalah kita selamat, tidak lagi di bawah penjajahan yang penuh dengan aturan dan perintah yang menekan seolah membuat kita seperti mesin. Kemerdekaan membuat kita menjadi manusia seutuhnya. Jika seseorang sudah merdeka maka seharusnya dia tidak lagi was-was karena takut dihukum. Orang yang menghayati kemerdekaan tidak mungkin berbuat sesuatu yang buruk sehingga kemerdekaannya bisa dirampas dan kembali terjajah. Jadi seorang yang telah merdeka akan terus melakukan dan memikirkan yang baik agar kemerdekaan itu tetap ada padanya, sekali lagi, orang yang merdeka melakukan hal baik bukan karena takut dihukum tapi karena ingin tetap menjadi orang merdeka. Jika seorang yang telah merdeka dan kemudian berpaling dan membiarkan dirinya terjajah lagi itu namanya bodoh, tidak punya pikiran. Semoga sampai dengan bagian ini kita semua bisa melihat betapa besar peran pendidikan demi menjaga kemerdekaan itu. yang perlu diingat bahwa pendidikan itu bukan hanya melulu dalam ranah kognitif, namun pendidikan itu harus bersifat holistik yaitu meliputi aspek intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika dan spritual.

Kemudian yang menarik untuk kita bahas di hari kemerdekaan ini adalah, kemerdekaan yang diperoleh melalui pengasihan Allah dalam wujud pengorbanan Yesus Kristus itu menembus batas-batas suku, ras, gender, antara tuan dan budak. Semua menjadi satu dalam kemerdekaan. Menjadi satu sebagai orang merdeka, bukan menjadi satu dalam artian semua sama, namun menjadi satu sebagai orang merdeka artinya menjadi orang yang sama-sama mendapat keselamatan. Maka sebagai orang yang sama-sama memperoleh keselamatan kita harus bisa menerima setiap perbedaan yang ada, tanpa lagi harus merasa terancam dengan adanya perbedaan. Oleh kemerdekaan, kita menjadi setara. Begitu pula dengan bangsa yang kita cintai ini. Indonesia adalah bangsa yang merdeka, bangsa yang setara dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia ini. Kesetaraan itu bukan mengabaikan perbedaan, tetapi menerima perbedaan itu dan menghargai setiap hak dan keberadaan mereka yang berbeda. Tampaknya kita orang-orang GKSBS, bisa dikatakan orang yang dari lahir sudah disuguhi dengan kepelbagaian. Lihat saja isinya GKSBS, yang terdiri dari berbagai suku, dari berbagai daerah, berbagai latar bekalang gereja dan kita semua menjadi satu di dalam GKSBS. Tentu sangat disayangkan ketika kekayaan ini tidak diikuti dengan sikap terbuka terhadap yang lain, bukannya menjadi kuat dalam persatuan, malah menghancurkan kesatuan oleh sikap-sikap yang mengkotak-kotakkan berdasar suku, ras, jenis kelamin dll (sikap pengkotak-kotakan ini disebut segregasi).

Tentu sikap segregasi akan menimbulkan perpecahan dan hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak jahat untuk kembali menjajah kita. Ingat, jangan hanya menyalahkan mereka yang memanfaatkan keadaan kita, karena jika hal itu terjadi disebabkan karena kebodohan kita. Kepelbagaian hendaknya menjadi kekayaan sosial kita baik sebagai GKSBS maupun sebagai bangsa. Kemerdekaan yang saat ini kita alami tentu tidak hanya berhenti sampai masa kita, namun hendaknya kemerdekaan ini juga bisa dirasakan oleh anak cucu kita. Dari pengharapan ini maka kita kembali pada kesimpulan pentingnya pendidikan yang holistik itu agar kemerdekaan itu tetap bisa kita pertahankan.

Silakan dibagi