Sabar Dalam Penderitaan

5:7 Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan. Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. 5:8 Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! 5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu. 5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. 5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

Yakobus 5:7-11

Surat Yakobus berisikan berbagai nasihat dan petunjuk tentang bagaimana orang-orang percaya dalam menjalani hidup dan memperlakukan sesamanya. Nasihatnya ditujukan kepada “kedua belas suku di perantauan” (1:1). Dua belas suku yang dimaksud disini bukan umat Israel, melainkan jemaat Kristen yang melihat dirinya sebagai ahli waris tradisi Yahudi. Jemaat yang tersebar itu diminta bersabar dalam penderitaan dengan tetap menantikan kedatangan Tuhan. Sesudah memperingatkan orang-orang kaya yang hidupnya berorientasi pada harta dan kesenangan, Yakobus mengharapkan orang percaya untuk bersabar sampai kedatangan Kristus. Sebab pada saat itulah kebenaran dan keadilanNya dinyatakan. Namun demikian, lamanya penantian akan hari Tuhan kadang bisa membuat orang beriman bersikap tidak sabar dan meragukan kedatanganNya. Maka Yakobus mengingatkan mereka untuk bersabar menantikanNya.

Yakobus menggambarkan kesabaran seperti seorang petani, keteladanan para nabi di Perjanjian Lama dan ketabahan Ayub (7,10-11). Seorang petani bersabar menantikan hasil tanahnya yang berharga. Dalam masa penantian itu, petani bergantung pada curah hujan yang adalah anugerah Tuhan. Begitu juga seharusnya ketergantungan orang percaya pada pemeliharaanNya. Maka dapat dikatakan bahwa kesabaran merupakan sikap hati yang berharap dan percaya total pada pemeliharaan dan perhatian Allah. Sementara menanggung derita, kita sabar sebab yakin bahwa tujuan iman kita di dalam Tuhan pasti terwujud. Contoh kesabaran yang lain adalah para nabi di jaman PL (10). Meski menghadapi penolakan bahkan kematian, para nabi tetap menyuarakan kebenaran Tuhan. Seringkali mereka mati tanpa melihat hasil yang sudah diupayakannya, yakni pertobatan orang-orang berdosa yang menjadi sasaran misi mereka. Walaupun demikian, para nabi tetap setia kepada Allah. Selain bersabar dalam penantian, orang beriman dipanggil untuk sabar menanggung penderitaan. Inilah yang terjadi dalam diri Ayub. Ia mempunyai ketangguhan untuk menanggung penderitaan tanpa kehilangan imannya. Sekalipun tidak mengerti sebab dan alasan penderitaannya, Ayub tetap percaya pada Allah.

Nasihat Yakobus ini juga berlaku bagi kita sebagai GKSBS di masa kini. Seperti jemaat saat itu dikuatkan untuk bersabar menanggung mulai dari perubahan iklim, kemarau, harga panen tidak sesuai modal tanam, dll. Dalam situasi yang demikian kita pun diingatkan akan hal yang sama. KedatanganNya yang kedua kali selain merupakan pengharapan yang memampukan kita kuat dalam menanggung penderitaan dengan sabar dan membuka mata untuk melihat bahwa Allah Sang Hakim Maha Adil itu akan bertindak. Bagi orang-orang jahat yang menyebabkan penderitaan pada sesama, keadilan Allah akan menghukum mereka. Sebaliknya bagi orang-orang benar, yang sabar dan tekun menghadapi penderitaan yang dialaminya, keadilan Allah mendatangkan keramahanNya. Kita memang tidak pernah tahu mengapa harus mengalami masalah. Namun, jika hidup dalam syukur dan bukan dalam kemarahan, dalam keyakinan akan Allah dan bukan dalam sungut-sungut, niscaya kita akan seperti Ayub yang selalu sabar sehingga penderitaan yang dialami tidak menjatuhkannya.


Silakan dibagi