Lokakarya Renstra GKSBS Lembah Seputih

“Gereja yang mandiri, terbuka, dinamis dan menjadi berkat” adalah kalimat visi GKSBS Lembah Seputih untuk periode 2025-2029.

Dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 23 sampai dengan 24 November 2024, lokakarya ini mendiskusikan dua pokok penting yaitu melakukan evaluasi renstra 2020-2024 dan merancang renstra 2025-2029.

Evaluasi Renstra 2020-2024 lebih difokuskan pada pertanyaan; Apakah out come dari renstra kita sudah mendekati visi yang dirancang 5 tahun lalu dan bagaimana itu bisa terjadi. Dari brainstorming yang dilakukan dalam evaluasi tahunan atas output yang ada maka sebagian besar menyatakan bahwa outcome-outcome dari renstra yang ada mendekati visi GKSBS Lembah Seputih yang dirancang dulu. Meski demikian ada catatan bahwa sebagian tidak tercapai karena awal renstra periode yang lalu masih banyak kegiatan tidak dilaksanakan, ini disebabkan kita masih dalam masa covid-19.

Merancang Renstra 2025-2026 diawali dengan paparan tentang asset diri dan komunitas. Nilai-nilai yang dihidupi dan berkembang baik. Termasuk sadar konteks, misalnya perkembangan IT, GenZ dan juga Indonesia Emas. Isue-isue ini menjadi titik pijak untuk bermimpi dan membayangkan 5 tahun ke depan GKSBS Lembah Seputih akan menjadi seperti apa. Maka mulai menuliskan mimpi-mimpi itu dan mempresentasikannya sehingga pada akhirnya dapat dirumuskan visi dan misi GKSBS LS tahun 2025-2029 adalah “Gereja yang mandiri, terbuka, dinamis dan menjadi berkat”.

Nampaknya visi ini masih sama dengan visi pada periode Renstra yang lalu namun kontennya lebih kekinian, misalnya bagaimana menjadi gereja yg humanis, ramah anak, ramah disabilitas, mengoptimalisasikan peran pemuda yang berjiwa kreatif dan inovatif untuk menyambut Indonesia emas 2045, memberi perhatian penuh pada unit SMPK Seputih Raman, serta merancang persiapan pemanggilan Pendeta untuk keberlanjutan, bahkan tidak kalah penting memiliki Badan Usaha Milik Gereja yang bergerak di bidang fundrising untuk optimalisasi asset. Selain itu penampilan fisik dan sarana prasarana menjadi isu yang terus digaungkan untuk menciptakan kenyamanan dalam beribadah.

Peserta yang hadir dalam proses lokakarya dua hari ini sejumlah 64 orang anggota jemaat yaitu perwakilan lansia, kaum produktif dan pemuda. Dalam berkegiatan, peserta cukup antusias dan terlibat aktif dalam diskusi kelompok maupun pleno. Keterlibatan ini nampak karena diberi ruang sebagai pemilik rumah GKSBS Lembah Seputih dan tentu bertanggungjawab memikirkan untuk menjadi lebih baik. Semangat yang terlihat adalah semangat kebersamaan sebagai GKSBS Lembah Seputih bukan kelompokisme yang umumnya memperjuangkan kehendak untuk kelompoknya sendiri. Secara bergantian Pdt. Riyadi Basuki dan Pdt. Alfred Ruben G.T memfasilitasi peserta lokakarya.

Lokakarya yang partisipatif ini diyakini sebagai modal yang kuat untuk secara bersama-sama mengerjakan apa yang dirancang sehingga pada 5 tahun mendapatkan temuan-temuan outcome yang menggembirakan dan mendekatkan peziarahan bergereja kami pada visi tersebut.


Silakan dibagi