persembahan

VISI GKSBS 2025-2030

“GKSBS Bertekun Menuju Buah yang Matang: Persekutuan yang Utuh, Mandiri dan Terbuka”

Bahan Kotbah dalam Kalender Gerejawi

Masa Minggu Biasa Sebelum Masa Adven

Terbitan Sinode GKSBS 2025

Unduh

EKLESIOLOGI GKSBS

unduh

Tata Gereja GKSBS

Unduh

GKSBS menghayati dirinya sebagai bagian dari konteks Sumatera Bagian Selatan. Kehadiran GKSBS berusaha untuk melayani konteks tersebut dengan memproklamasikan diri sebagai Gereja Daerah. Gereja yang terpanggil ke dalam konteks kekinian dan harapan bersama dengan perjalanan sosial Sumbagsel. GKSBS kini memiliki 102 Jemaat dalam 14 Klasis, dan menaungi anggota jemaat sebanyak 35.411 Jiwa dalam 11.840 kepala keluarga.

Rencana Strategis

2025-2030

GKSBS yang berada di Sumatera Bagian Selatan (SUMBAGSEL) memiliki Jemaat di empat Propinsi (Bangka Belitung belum ada Jemaat GKSBS), yaitu Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Jambi. Lampung menjadi propinsi yang memiliki jumlah Klasis terbanyak yaitu 9 Klasis, kemudian Propinsi Sumatera Selatan memiliki 3 Klasis serta Bengkulu 1 Klasis dan Jambi juga 1 Klasis. Saat ini GKSBS memiliki 102 Jemaat dewasa yang terhimpun dalam 14 Klasis.

11.840 Kepala Keluarga, 35.411 jiwa yang telah bertekun untuk tetap memperoleh buah yang matang dalam kemandirian, kutuhan dan keterbukaan.

STATISTIK GKSBS 2025

Rekapitulasi Data Berdasarkan Materi MMS XIII di Palembang

Data ini menampilkan jumlah Kepala Keluarga, Jiwa, Kelompok Ibadah, Pendeta aktif, Pendeta Emeritus, Penatua, Diaken dan jumlah Pelayan Kebaktian Anak.

Data Jemaat dan Klasis

Pokok-Pokok Haluan Program 2025-2030

GKSBS Bertekun Menuju Buah yang Matang

GKSBS tidaklah hidup dalam ruang hampa. Keberadaannya terjalin erat dengan konteks yang lebih luas, yaitu Indonesia sebagai sebuah bangsa dan Sumatera Bagian Selatan (SUMBAGSEL) sebagai wilayah geografis tempat gereja ini berakar dan bertumbuh.

Konteks Global : Postmodernisme

Konteks Nasional : Ekologi

Landasan Teologis

Publikasi Terkini

  • Allah yang Memulihkan

    •

    admin

    Khotbah Minggu, 23 November 2025 Warna Liturgi : PutihMinggu Kristus RajaPerikop: Yeremia 23: 1-6 Bangsa Israel ada dalam keadaan di ujung tanduk saat Nabi Yeremia menyampaikan nubuatannya pada bacaan kita saat ini. Bangsa pilihan Allah ini akan menerima penghukuman berupa jatuhnya kerajaan mereka ke tangan kekuasaan Kerajaan Babel oleh karena kedegilan hati mereka yang selalu […]

  • Teruslah Bersaksi Dengan Tetap Kuat Sampai Akhir

    •

    admin

    Khotbah Minggu, 16 November 2025 Warna Liturgi : HijauMinggu Biasa XXXIIIPerikop: Lukas 21: 7-19 Bapak ibu dan saudara-saudari, Pada hari ini, kita mendekati akhir dari liturgi gereja, tepatnya Minggu depan menjadi puncak tahun liturgi gereja yaitu Minggu Kristus Raja. Dalam Minggu Kristus Raja, gereja merayakan kepemimpinan Yesus sebagai Raja yang berkuasa atas segalanya, lalu 2 […]

  • Menemukan Makna Hidup yang Kekal Sejati

    •

    admin

    Khotbah Minggu, 9 November 2025 Warna Liturgi : HijauMinggu Biasa XXXIIPerikop: Lukas 20: 27-38 Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Hari ini, mari merenungkan sebuah pertanyaan yang pasti pernah terlintas di benak kita semua:  Apa arti hidup ini?  Apakah hidup adalah perjalanan singkat di dunia, atau adakah sesuatu yang lebih besar, lebih abadi, yang menanti kita dibalik […]

  • Nyemplung Dalam Kemiskinan dan Kerendahan

    •

    admin

    Khotbah Minggu, 2 November 2025 Warna Liturgi : HijauMinggu Biasa XXXIPerikop: Lukas 6: 20-31 Ibu bapak dan saudaraku sekalian, para kekasih Allah, Saya kira sebagian besar di antara kita pernah mendengar kata Ahimsa. Adakah yang bisa menjelaskan apa itu Ahimsa? (beri waktu beberapa detik kalau ada yang bersuara memberi jawab)…. ya… kurang lebih begitu, Ahimsa […]

  • Pertobatan yang Membawa Pemulihan dan Pengharapan

    •

    admin

    Khotbah Minggu, 26 Oktober 2025 Warna Liturgi : HijauMinggu Biasa XXXPerikop: Yoel 2:23-32 Jemaat yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus Setiap orang pasti pernah melakukan suatu kesalahan dan setiap kesalahan mengakibatkan berbagai dampak buruk. Agar tidak terulang kembali kesalahan yang pernah dilakukan, maka seseorang perlu bertobat atau bersedia berubah ke arah yang lebih baik. Pertobatan […]