Sejarah GKSBS Air Sugihan, Sumatera Selatan

Tahun 1974

Benih kabar Suka cita di Daerah Pertumbuhan Baru (DPB) Cinta manis Baru, Telang dan Air Sugihan mulai di tebar dari datangnya para Transmigrasi Asal dari Jawa dan mayoritas mereka berasal dari kabupaten Kediri, Jawa Timur. Mereka para transmigran yang beragama Kristen yang di bekali dengan surat atestasi dari Gereja asalnya, GKJW yang ditujukan kepada Gereja kristen Palembang Siloam yang saat itu menjadi Gereja Wali untuk Daerah pertumbuhan Baru (DPB) untuk wilayah Cinta Manis Baru, Telang, Air Sugihan, Pulau Rimau, Sungai Lilin dan Karang Agung.

Untuk memenuhi pelayanan iman para transmigran yang beragama kristen maka pada tahun 1974 Sinode Wilayah I GKJ mengutus Bapak Yoseph Harjo Syarono, alumni Akademi Theologia Khusus Sinode GKJ Tahun 1974, melalui Surat Tugas dari Gereja Kristen Palembang (GKP) Siloam sebagai gereja wali. Pak Yoseph Harjo Syarno memulai tugasnya untuk menghimpun orang orang kristen di Daerah Pertumbuhan Baru (DPB) Cinta Manis pada tahun 1974. Pada tahun 1979 bertambah lagi datangnya para transmigran yang beragama kristen di wilayah Telang Jalur 8. Untuk itu pada thn 1979 pelayanan bertambah menjadi 2 wilayah yaitu Cinta Manis dan Telang.

Tahun 1980-1983

Dengan berdasar surat atestasi berikutnya datang lagi saudara kita warga transmigran yg beragama kristen untuk wilayah Air Sugihan OKI pada tahun 1981 sampai dengan tahun 1983. Kemudian Pdt. Yoseph HS dan pak Wardono melacak dan menghimpun saudara kristen yg berada di Air Sugihan OKI dan dibentuk 4 kelompok pelayanan Ibadah diantaranya:

  1. Jalur 27 Nusantara, sebagai kordinator wilayah Bapak Slamet Santoso dan Pak Suhartono.
  2. Jalur 27 Banyu Biru, sebagai kordinator wilayahnya adalah Bpk. Manan dan Mbah Gino. Tempat ibadah saat itu di rumah Bpk. Manan.
  3. Jalur 25 Mukti Jaya, sebagai koordinator wilayah adalah Bpk. Ayub Siswanto.
  4. Jalur 25 Srijaya Baru, sebagai koordinator wilayah adalah Bpk. Sutarjo.

Mengingat semakin luasnya daerah pelayanan Pdt. Yoseph Syarno, pada saat itu sudah berjumlah 13 tempat pelayanan termasuk telang jalur 8, maka pada tahun 1984 dalam rapat koordinasi Majelis CJ Air sugihan, diputuskan untuk membuat proposal dan usulan kepada BAKOBIN yaitu perlunya penambahan tenaga pelayan pembantu pendeta untuk Air Sugihan wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) dan pengadaan rumah pekarangan dan ladang pastori di desa Nusantara jalur 27.

Pdt. Yoseph Harjo Syarno ditahbiskan menjadi Pendeta Pelayan Umum untuk Daerah Pertumbuhan Baru pada tanggal 25 Nopember 1980 di GKP Palembang Siloam sebagai gereja pengutus bertepatan dengan HUT GKP Palembang Siloam yg ke 24. Seiring dengan berjalannya waktu, makin banyaknya warga transmigran yang beragama kristen yang datang pada tahun 1980, semakin luas pula wilayah yang dilayani oleh Pdt. Yoseph Harjo Syarno. Daerah Pertumbuhan Baru Air Sugihan dari tahun 1980-1983 pada waktu itu pelayanan masih dijangkau dari Cinta Manis Baru dengan transportasi laut yang biayanya sangat mahal.

Pada tahun 1983 tepatnya pada bulan Agustus, Badan Koordinator Pembinaan Daerah Pertumbuhan Baru (BAKOBIN) menyikapi bahwa pdt. Yoseph HS harus pindah ke Air Sugihan dan menempati Rumah Pastori yang sudah dibeli oleh BAKOBIN di Sidomulyo jalur 20 jembatan 4. Maka pindahlah Pdt. Yosyeph HS sekeluarga ke pastori jalur 20D Sidomulyo. Dari tahun 1980-1982 sudah terhimpun beberapa kelompok ibadah diantaranya Sido Mulyo jalur 20, Sumber Makmur jalur 20, Purwodadi jalur 20, Sidomulyo jalur 18, Margo Mulyo jalur 16, Blok I jalur 16 (pada tahun 1984, kelompok ini bergabung dengan GKAI), dan Cendana jalur 14, Air Saleh Cakranegaran jalur 8.

Setelah Bapak Pdt Yoseph HS memasuki masa emiritus ia memutuskan untuk menikmati masa emeritusnya untuk kembali ke Cinta Manis Baru dan membantu pelayanan di GKSBS Palembang Siloam sampai akhir hayatnya. Pdt. Yosep Harjo Syarno dipanggil Tuhan Allah pada tanggal 24 April 2021. Jalan panjang mewartakan kasih Allah tak pernah berakhir seperti kasih setiaNya yang terus mengalir bagi jemaat GKSBS Air Sugihan, hari ini dan akan terus berjalan menjadi sahabat Allah dalam mewartakan kasih Allah Bagi seluruh dunia.

CJ Air Sugihan didewasakan menjadi jemaat dewasa GKSBS Air Sugihan pada tanggal 9 Maret 1989 dan diteguhkan beberapa majelis jemaat diantaranya menjadi saksi sejarah GKSBS Air Sugihan Wilayah OKI, yaitu Bpk. Slamet Santoso, Bpk. Ayub Siswanto, dan Bpk. Sutarjo.

Tahun 1993-2024

GKSBS Air Sugihan terdiri dari 2 (dua) wilayah: Wilayah 1 terletak di Kec. Muara Padang, Kab. Banyuasin dan Wilayah 2 teletak di Kec. Air Sugihan, Kab. Ogan Komering Ilir. Satu wilayah telah mendewasakan diri menjadi GKSBS Sumber Makmur, yaitu yang terletak di Kec. Muara Padang, Kab. Banyuasin.

GKSBS Air Sugihan memiliki 2 pendeta aktif dan 1 pendeta emeritus. Ada 8 rumah ibadah, 1 kelompok belum punya rumah ibadah. Jumlah anggota majelis adalah 31 orang. Jumlah warga jemaat 138 kepala keluarga dan jumlah jiwa ada 508 jiwa yang tersebar di 12 Desa, 3 Kecamatan, dan 2 Kabupaten.

Tahun 1992 memanggil calon pendeta, Bpk. Setyo Edi Satoto, yang pada waktu itu melayani Daerah Pertumbuhan Baru (DPB) Sungai Lilin Kab. Musi Banyuasin. Kemudian ditahbiskan pada tahun 1992.

Tahun 1995 memanggil calon pendeta Bpk. Suwaji Harjowasito  yang sebelumnya melayani daerah transmigrasi di propinsi Jambi, kemudian ditahbiskan sebagai pendeta jemaat GKSBS Air Sugihan pada hari Rabu, 15 Juli 1998 dan melayani sampai sekarang.

Tahun 2012 memanggil Bpk. Iskak sebagai Pendeta Jemaat GKSBS Air Sugihan dan ditahbiskan pada tanggal 18 Nopember 2015 dengan basis pelayanan di Wilayah I Kecamatan Muara Padang dan Muara Sugihan.

Untuk mengefektifkan pelayanan maka pada tahun 2008 GKSBS Air Sugihan dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah.

  1. Wilayah 1: Jalur 20 Sumber Makmur dan Purwodadi yang telah mendewasakan diri pada Rabu, 11 Mei 2022. 
  2. Wilayah 2: Jalur 20 Desa Sidomulyo, Jembatan 5,Jalur 18 dan Jalur 16.
  3. Wilayah 3: Air Sugihan OKI 4 kelompok: 27 Nusantara, 27 Banyubiru, 29 B,C,D, 25 Muktijaya dan satu kelompok di Kec. Muara Sugihan Kab. Banyuasin yakni kelompok Desa Cendana jalur 14.

Setelah Wilayah 1 dewasa, maka Wilayah 2 menjadi Wilayah 1 dan Wilayah 3 menjadi Wilayah 2. Pada tanggal 18 Oktober 2018 memanggil calon Bpk Pdt. Sumardining Waluyo dari GKSBS Labuhan Ratu, Lampung Timur. Kemudian pada hari Rabu, 11 Mei 2022 dilaksanakan ibadah emeritasi Pdt Setyo Edi Satoto yang sekaligus meneguhkan Pdt. Sumardining Waluyo dengan basis pelayanan di Kelompok Desa Sumber Makmur yang sekarang sudah dewasa menjadi GKSBS Sumber Makmur di Kec. Muara Padang.

Pdt. Suwaji Harjowasito emeritus pada Kamis, 11 Juli 2024.

Geografis

GKSBS Air Sugihan terletak di daerah pasang surut, 8 meter di atas permukaan laut. Daerah ini adalah daerah program transmigrasi tahun 1980. Sebagian penduduknya berasal dari Jawa, Madura, dan Bali yang kemudian membaur dengan penduduk setempat. Dulu menjadi daerah yang sangat tertinggal dan miskin secara ekonomi, yang hanya bisa ditempuh dengan kendaraan air menyusuri sungai Musi sekitar 90 km (Wilayah 1 di Kec. Muara Padang, Kab. Banyuasin) sampai dengan 150 km (Wilayah 2 Kec. Air Sugihan, Kab.OKI). Dengan menggunakan perahu (=ketek/ponton) sekitar 10 jam, dan jika ditempu dengan speedboat akan memakan waktu sekitar 3 jam.

Saat ini perjalanan menuju Air Sugihan sudah bisa ditempuh dari kota Palembang melalui jalan darat yang memakan waktu sekitar 3 jam perjalanan dengan sepeda motor. Jika dengan mobil bisa menyeberang sungai dengan perahu/ponton penyeberangan (ongkos sekali menyeberang antara Rp 100.000,- – Rp 150.000,- . Infrastruktur jalan darat cor beton aspal dari kota sudah sampai di Desa Sidomulyo, Jembatan 4, Jalur 18, Kec.Muara Padang. Dan lewat darat ini sudah bisa melalui jembatan baru yang menghubungkan Desa Pangkalan Damai Jalur 29 Kabupaten OKI dengan jarak tempuh sekitar 20 km. Dari jalur 20 Desa Sumber Makmur, Kecamatan Muara Padang, Banyuasin juga bisa ditempuh menyeberang sungai lewat jalur 30 (Air Sugihan OKI) sampai di Desa Nusantara Jalur 27 Kec. Air Sugihan dengan jarak tempuh sekitar 30 km. Dengan naik sepeda motor ditempuh sekitar 1 jam jika jalan kering.

Silakan dibagi