Perikop Bacaan: 1 Korintus 10:1-13
Belajar dari kesalahan bukan suatu sikap dan tindakan yang buruk. Belajar dari kesalahan maksudnya tidak menginginkan hal-hal yang jahat atau tidak (lagi) melakukan kesalahan (keburukan) dari orang lain maupun dari diri sendiri. Betapa sulitnya belajar dari sebuah kesalahan. Jangankan belajar dari kesalahan orang lain, belajar dari kesalahan diri sendiri saja sudah sangat sulit. Di sinilah masalah utamanya. Pengalaman orang Israel pada zaman dahulu membuktikan kepada kita tentang kesulitan itu. Sebagaimana yang dikatakan Rasul Paulus dalam ayat 6-11. Perikop ini mengingatkan kita agar tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti yang pernah dilakukan oleh bangsa Israel dahulu dan kesalahan-kesalahan yang manapun.
Allah kita adalah setia karena Dia tidak pernah membiarkan diri kita dicobai melebihi dari kekuatan kita. Allah memberi petunjuk dan jalan keluar agar kita tetap kuat dan mampu menghadapi pencobaan tersebut. Tentunya hal ini menjadi satu penghiburan bagi kita. Jangan takut kalah melawan pencobaan tersebut, karena kesetiaan Allah menjadi jaminan kemenangan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Menjadi umat pilihan Allah tidak cukup hanya pengakuan, tapi dituntut untuk hidup seturut kehendak Allah dan senantiasa memuliakan Allah. Sebab menjadi kekejian bagi Allah jika persembahan dan korban dijadikan topeng dalam beriman untuk menutupi kesalahan demi kesalahan yang dilakukan.
Oleh karena itu mari belajar dari kesalahan atau belajar dari apa yang tidak baik untuk menjadi peringatan bagi kita agar tidak melakukannya. Dan tetaplah hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Allah dalam segala hal pada kehidupan ini. Sebagaimana syair nyanyian: “setia, setialah, setia sampai mati. Seperti Tuhan Yesus, setia sampai mati. Amin.
Leave a Reply