Bapak, ibu, saudara yang dikasihi Tuhan Yesus
Ada sebuah cerita tentang seorang Kristen yang sudah tua terbaring menghadapi ajal, ia memanggil temannya untuk mengucapkan kata-kata terakhir. “Saya masih punya tiga orang tamu”, kata orang itu. “Dengan yang kedua saya akan berpisah, tetapi yang ketiga akan tetap mendampingiku”. “Siapakah mereka?” temannya itu bertanya ingin tahu. “Yang pertama ialah iman”, dan aku berkata, “Selamat tinggal iman. Terimakasih sebab engkau telah menemaniku selama ini sejak aku kenal Kristus. Namun sekarang aku segera pergi dan iman akan segera sirna”. Kemudian datang yang kedua yaitu pengharapan. “Selamat tinggal pengharapan”, kata si orang tua. “Engkau telah banyak menolongku di dalam pergumulan dan kekecewaan, tapi sekarang engkau tidak lagi kuperlukan, karena aku pergi ke tempat di mana pengharapan sudah berlalu.” Dan yang ketiga datanglah kasih. “Kasih”, katanya. “Engkau benar-benar sahabat sejati, engkau telah menghubungkan aku dengan Tuhan dan dengan sesamaku, engkau sudah menguatkan dan membuat hatiku senang sepanjang jalan hidupku tapi engkau tidak dapat ku tinggalkan, engkau harus tetap berjalan bersamaku memasuki gerbang kota Allah, sebab engkau akan menjadi sempurna di sana”.
Bapak, ibu, saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,
Tiga kata di atas telah di personifikasikan sebagai teman pendamping manusia. Yang paling sejati adalalah kasih, dan yang paling besar adalah kasih oleh sebab itu, kasih menunjuk kepada Allah sendiri sebagai Sumbernya. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini…” (Yoh 3:16). Kasih adalah sifat yang Allah hadirkan didalam seluruh karya perbuatanNya. Kita sungguh beruntung bahwa di dalam Bahasa Indosesia, kata ‘kasih’ memiliki dua buah arti; Pertama ialah menaruh belas kasihan; dan yang Kedua ialah memberi. Pengertian ini memberikan dimensi yang luas bagi kasih. Kasih yang sejati senantiasa berarti memberi. Kita dapat memberi tanpa kasih, namun tidak dapat kita mengasihi tanpa memberi. Oleh sebab itu, kasih janganlah kita mengerti ‘kasih’ sebagai kata sifat melainkan harus selalu sebagai kata kerja mengasihi bukan lagi dengan kata-kata, tetapi berbuat bertindak dan melakukan sesuatu. Itu bukti bahwa kita memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan.
Bapak, ibu, dan saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,
Bagian Alkikab yang kita baca saat ini adalah perkataan Tuhan Yesus dalam rangka mempersiapkan murid-muridNya menyongsong datangnya masa sulit, masa penderitaan. Ada ungkapan yang berkata begini, “untuk senang, untuk hidup enak, orang tidak perlu bersiap. Tetapi untik hidup susah, orang perlu siap secara mental”. Dan nampaknya itulah yang dilihat Tuhan Yesus, karena pada waktu Tuhan Yesus mengucapkan kata-kata yang kita baca tadi, Tuhan Yesus sadar betul murid-muridnya itu kecil dan sedikit,baru tiga tahun di bina belum punya motifasi yang kokoh, belum berkonsolidasi dengan baik, masih ada yang penuh dengan ambisi-ambisi pribadi. Dan dalam keadaan seperti itu Tuhan Yesus harus meninggalkan mereka. Dalam waktu yang dekat, Ia harus mulai menapaki jalan-jalan penderitaan yang akan membawaNya ke Golgota, karna itu tidak ada jalan lain,murid- murid harus di persiapkan secara khusus untuk menyongsong masa sulit, masa penderitaan, masa kesengsaraan.
Bapak, ibu, dan saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,
Penderitaan itu akan membuat orang yang kuat justru semakin kokoh, seperti paku yang semakin dihantam dan dipukul semakin dalam menghujam semakin tidak mudah dicabut. Tetapi bagi orang yang lemah penderitaan itu akan membuatnya hancur. Karna itu Tuhan Yesus harus membuat murid-muridnya kuat kokoh dan tangguh secara mental, kita juga sebagai orang percaya harus kuat kokoh dan tangguh secara mental. Bagaimana caranya?
- Tuhan Yesus Meyakinkan Para Murid Tidak Sendirian.
Dalam mitologi Yunani, ada dewa bernama Atlas yang dihukum oleh para dewa lainnya. Apa hukumannya? Atlas dihukum memikul seluruh bola dunia itu seorang diri diatas bahunya sendiri,untuk seumur hidupnya. Dalam hal ini Tuhan Yesus meyakinkan para murid dan juga meyakinkan kita semua setiap orang percaya bahwa kita bukan Atlas. Kita tidak sendirian memikul seluruh beban penderitaan itu dan ini betapa pentingnya, Tuhan tidak menutup-nutupi besarnya kesulitan yang kita hadapi. Tetapi Tuhan mau menegaskan kita tidak sendiri, ada Penghibur, Parakleitos, Roh Kudus yang akan menyertai kita, ayat 26. Roh Kudus yang akan membantu kita dalam kelemahan kita.
Kita boleh pilih: berjuang sedapat-dapatnya dengan seluruh kemampuan yang ada pada kita dan kita akan frustasi atau kita ajak Roh Kudus, undang dan libatkan Roh Kudus agar Ia bekerja dalam kehidupan kita.
- Tuhan Menjanjikan Damai Sejahtera.
Salah satu ciri dan tanda dalam kehidupan orang percaya kalau Roh Kudus bekerja, adalah ada damai sejahtera. Damai sejahtera atau Syalom itu ada dimana? Dia tidak ada diluar kita, jangan cari damai sejahtera didalam masyarakat, juga jangan cari damai sejahtera dalam gereja-gereja karena pada kenyataannya kita hidup didalam dunia yang penuh dengan kebenciaan, rentan terhadap gesekan dan perpecahan tanpa terkecuali didalam gereja sendiri. Damai sejahtera tidak dapat kita temukan diluar, melainkan didalam hati kita.
Jadi yang pertama-tama harus damai dan sejahtera adalah hati kita, pikiran kita. Karena itu Tuhan Yesus mengatakan, damai sejahtera ini tidak seperti yang diberikan oleh dunia. Damai sejahtera yang diberikan Tuhan Yesus itu Ia berikan dihati kita. Hati yang penuh damai, hati yang merasakan sejahtera. Bisa saja dunia sekitar kita bergolak dan bergejolak hebat tetapi kita tetap merasakan sukacita dan damai sejahtera. Yang paling penting sebenarnya bukanlah bagaimana merubah dunia ini, kalau anda bisa silahkan!. Tetapi selama dosa masih ada, tidak mungkin dunia ini berubah menjadi damai sejahtera. Yang bisa dan harus kita ubah adalah hati kita, pikiran kita, berubahlah oleh pembaharuan budimu. Mengubah dan membaharui diri sendiri, sebab kalau hati dan pikiran kita damai sejahtera, maka yang akan kita lakukan dengan sendirinya juga mendamaikan dan menyejahterakan.
- Tuhan Yesus Mengatakan Jangan Takut.
Selama kita hidup didunia ini yang namanya kesulitan, persoalan dan pergumulin akan terus datang dan bisa saja kita mengalami penderitaan akan hal itu, tetapi kalau kita senantiasa taat, setia dan bergantung pada Tuhan semua itu tidak akan berkuasa atas kehidupan kita. Apa artinya ini, memang benar kuasa-kuasa yang kita hadapi kuat, hebat dan besar kita tidak boleh meremehkan hal itu, tetapi ada yang lebih hebat! Yaitu kuasa Kristus seperti yang Yesus katakan sendiri penguasa penguasa dunia ini hanya dapat membunuh tubuh, tetapi tidak dapat membinasakan jiwa oleh sebab itu jangan takut ada Tuhan yang menolong.
Bapak, ibu dan saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Firman Tuhan hendak meneguhkan setiap kita orang percaya, saat kita menghadapi masa sukar dan sulit jangan mengandalkan kekuatan sendiri untuk menghadapinya, kita akan kalah,kita akan kecewa. Andalan kita adalah kuasa Allah Bapa, kasih Tuhan Yesus Kristus dan kekuatan serta penghiburan dari Roh Kudus itu yang akan menguatkan kita.
Tuhan menolong dan memampukan kita. Amin.
Nas Pembimbing : Yohanes 4:19-21
Berita Anugerah : Yakobus 2:1-17
Nas Persembahan : 2 Korintus 9:6-7
Nyanyian :
- Nyanyian Pembukaan : PKJ 46: 1-2
- Nyanyian Pujian : PKJ 179:1-2
- Nyanyian Peneguhan : PKJ 40:1-2
- Nyanyian Responsoria : PKJ 277:1-2
- Nyanyian Persembahan : KJ 450
- Nyanyian Penutup : KJ 410:1-2
Leave a Reply