Jemaat yang dikasihi Tuhan, pada hari ini kita merenungkan Mazmur 15, sebuah mazmur yang menggambarkan siapa yang layak tinggal di hadirat Tuhan, di gunung-Nya yang kudus. Daud bertanya, “Tuhan, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?” (Mazmur 15:1). Pertanyaan ini menuntun kita pada refleksi tentang standar hidup yang dikehendaki oleh Allah bagi orang-orang yang ingin berada dekat dengan-Nya.
Dalam konteks Perjanjian Lama, hanya para imam yang diizinkan mendekati tempat kudus di hadapan Allah. Namun kini, melalui Yesus Kristus sebagai Imam Agung, kita semua dapat menghampiri Allah secara langsung. Inilah kasih Allah yang adil, kasih yang tidak mengabaikan keadilan-Nya tetapi juga memberikan jalan bagi kita untuk masuk ke hadirat-Nya.
Mazmur 15 juga memberikan daftar kualitas orang yang boleh tinggal di hadirat Allah. Kualitas ini mencerminkan kehidupan yang penuh integritas, keadilan, dan kesalehan: berlaku jujur, tidak memfitnah, tidak berbuat jahat, menghormati orang yang takut akan Tuhan, dan tidak memanfaatkan orang lain dengan cara yang tidak adil. Ini adalah standar tinggi yang Allah tetapkan untuk hidup kudus, yang mencakup keadilan dalam hubungan kita dengan sesama. Mari kita merenungkan betapa tingginya standar ini dan sering kali kita takjub bagaimana Allah mengharapkan kita, manusia yang sering gagal, untuk hidup sesuai dengan standar-Nya. Mengapa kita yang lemah ini diberi kesempatan untuk masuk dalam hadirat-Nya dan dipanggil untuk hidup dalam kasihNya?
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Jika dahulu, hanya imam yang boleh masuk ke tempat kudus, tetapi kini melalui karya Yesus Kristus, kita dapat menghampiri Allah secara langsung. Yesus, sebagai Imam Agung, telah membuka jalan bagi kita untuk mengalami kasih dan keadilan Allah secara penuh. Bagaimana mungkin kita, yang jauh dari Allah karena dosa, kini dapat masuk ke hadirat-Nya? Inilah kekaguman kita terhadap kasih Allah yang nyata dalam Yesus Kristus. Kehadiran Yesus sebagai Imam Agung menekankan bahwa kasih Allah tidak hanya sekadar belas kasihan, tetapi juga sebuah keadilan yang ditegakkan melalui pengorbanan Kristus. Kita, yang telah menerima kasih karunia Allah dalam Kristus, dipanggil untuk hidup dalam keadilan dan kasih kepada sesama.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
GKSBS sebagai gereja yang menghidupi diakonia memiliki panggilan khusus untuk menyemai keadilan dalam kehidupan sehari-hari. Menyemai keadilan berarti menjalani hidup dengan jujur, adil, dan tidak memanfaatkan orang lain. Ketika kita melihat sesama kita, baik di dalam keluarga, tempat kerja, maupun dalam kehidupan gereja, kita dipanggil untuk berlaku adil, jujur, dan penuh kasih. Diakonia adalah bentuk konkret dari kasih Allah yang diwujudkan dalam keadilan sosial. Kita dipanggil untuk membela yang lemah, membantu yang membutuhkan, dan menjaga kejujuran serta integritas dalam setiap tindakan. Menyemai keadilan dari kasih Allah yang sudah kita terima melalui Tuhan Yesus.
Saudara-saudari, kasih Allah yang adil telah kita terima melalui Yesus Kristus, Imam Agung kita. Sebagai umat yang hidup dalam anugerah ini, mari kita terus hidup dalam keadilan dan kasih. Menyemai keadilan, karena kita telah menuai kasih yang dari Tuhan dan menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik bagi sesama. Amin.
Nas Pembimbing : 1 Timotius 6:11
Berita Anugerah : 2 Petrus 1:1
Nas Persembahan : Roma 12:1
Nyanyian :
- Nyanyian Pembukaan : PKJ 8: 1-2
- Nyanyian Pujian : KJ 413: 1-3
- Nyanyian Peneguhan : PKJ 15
- Nyanyian Responsoria : KJ 434: 1, 2, 4
- Nyanyian Persembahan : KJ 337
- Nyanyian Penutup : PKJ 182:1-2


Leave a Reply