Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Hari ini kita beribadah bersamaan peristiwa khusus, yaitu HUT RI ke-80. Saya akan ucapkan salam Merdeka 3 kali, jemaat menjawab dengan Merdeka juga (Merdeka, merdeka, merdeka). Perayaan HUT RI mengingatkan kita kembali akan perjuangan para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kesadaran bahwa rakyat menerima ketidakadilan atau penjajahan dari bangsa lain dan berdampak pada penderitaan, maka rakyat menuntut dan memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsanya. Ada harapan lebih dari kenyataan yang dihadapi, yaitu hidup adil dan sejahtera. Penindasan ditiadakan, kesejahteraan hidup dikembalikan. Rakyat Indonesia sudah memiliki hak hidup dan kesejahteraannya, namun itu diambil dengan paksa bangsa lain. Oleh sebab itu, seluruh pahlawan bersama rakyat ingin mengambil kembali keadilan dan kesejahteraan yang adalah milikinya. Mereka memperjuangkan apa yang menjadi miliknya, bukan milik bangsa yang lain. Hasilnya: kemerdekaan bagi Indonesia.
Dalam konteks kita saat ini, idealnya kemerdekaan itu dirasakan dan dinikmati semua kalangan masyarakat Indonesia. Namun kita masih melihat, mendengar ketidakadilan bagi sesama, kesejahteraan rakyat diambil oleh orang-orang tertentu yang punya kekuasaan. Lalu pendidikan apa yang dapat diajarkan? Bagaimana kemerdekaan diterapkan dalam kehidupan sosial masyarakat? Melalui teks Yesaya 58:9-14, kita akan memahami tiga tindakan yang memerdekaan semua orang.
Pertama, melepaskan kuk (beban) dari diri sesama (ay. 9). Teks yang kita baca dapat dipahami bahwa ada ketimpangan antara yang kaya dan miskin. Ketimpangan antara tuan dan buruh atau pekerja. Ketimpangan itu seolah menjadi legalitas bagi yang kaya bertindak tidak adil dan menindas yang miskin. Banyak orang yang memiliki buruh atau pekerja masih menaruh kuk atau beban kepada si buruh dengan semena-mena. Mereka memperbanyak beban bagi para pekerjanya dan memaksanya untuk mengerjakan beban (pekerjaan) lebih berat lagi. Bahkan si buruh diperlakukan dengan rendah (tidak hormat) dan dimarah-marah. Mereka mendapat perlakukan tidak adil; ditindas, harus bekerja keras untuk tuannya tanpa menerima upah, dihina dan ditipu. Sebagai pekerja seharusnya mereka bisa makan yang cukup, namun mereka tidak terpenuhi hasratnya untuk makan dengan cukup. Tuan menahan upahnya yang menjadi hak para pekerja (buruh). Itulah mereka yang disebut sebagai yang miskin, yaitu buruh yang sedang memperjuangkan hidupnya untuk merdeka atau bebas.
Di sekitar kita masih ada saja pekerja (buruh) yang tidak menerima upahnya. Si kaya menahan upah pekerjanya dengan sengaja atau mungkin sudah merencanakan untuk tidak membayarkan upah pekerjanya itu. Bahkan ketika si buruh meminta gajinya dari si kaya, ia seperti orang yang menanggih hutang. Si buruh hanya mendapat janji-janji akan menerima gajinya, namun tidak dibayarkan tuannya. Sungguh miris. Itulah penjajah zaman sekarang. Mereka memeras tenaga dan pikiran si buruh serta menahan hak buruh, yaitu upahnya. Siapa yang belum merdeka? Jawabannya adalah si tuan. Mereka tamak dan rakus. Mereka suka melihat orang susah. Mereka tidak merdeka untuk menyatakan kebaikkan, keadilan kepada orang lain. Bahkan bagi dirinya, mereka masih terbelenggu dengan pola-pola menguasai dan menindas orang lain.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Allah menyukai keadilan. Allah menghendaki pembebasan bagi mereka yang tertindas dan terbelenggu kuk atau beban ketidakadilan dari orang-orang yang tamak dan rakus. Tidak layak bagi umat dan tuan untuk menindas sesamanya. Berikanlah upah kepada pekerja yang bekerja pada kita. Jangan menahan upah daripadanya. Dengan cara demikian kita memerdekaan orang lain dan diri kita sendiri.
Kedua, memberi makan kepada sesama (ay. 10a). Kita sering mendengar pernyataan “makan untuk hidup”. Pernyataan ini memberikan pengertian bahwa makan menjadi kebutuhan semua orang untuk keberlangsuangan hidup. Sama seperti pekerja yang sedang mengupayakan kebutuhan hidup. Ia bekerja keras kepada tuan dengan harapan mendapatkan upah. Dari upah yang terkumpul itu sebagian dipergunakan untuk membeli makanan. Namun, harapan itu sirna karena tidak menerima upah. Di sisi lain, kemiskinan berdampak pada orang mengalami kesulitan untuk makan. Mereka lapar dan butuh makan. Maka berilah mereka makan supaya terpenuhi kebutuhannya. Orang tidak sekedar tahu bahwa ada orang yang lapar, tetapi hendaknya juga memberi mereka makan.
Tindakan memberi makan kepada mereka yang lapar merupakan tindakan yang layak diapresiasi. Realita yang kita jumpai bahwa manusia butuh makan setiap hari. Sehingga tidak mungkin kita akan memberi orang lain makan setiap hari. Disinilah panggilan gereja penting diwujudkan. Bagaimana gereja memberdayakan orang lain agar bisa mencukupi kebutuhannya. Gereja perlu melihat aset dan potensi apa yang dimiliki jemaat dan lingkungan untuk diberdayakan. Apakah dengan ketrampilannya, pemanfaatan pekarangan rumah sebagai sumber pangan keluarga. Bagaimana pekarangan rumah dapat dikelola dengan ditanami sayuran (hortikultura) dan memelihara ikan, ayam atau ternak lainnya. Itu contoh sederhana agar kebutuhan makan tercukupi dan sisanya dapat dijual sebagai pendapatan keluarga. Gereja hadir untuk memberi dan mensejahterakan mereka.
Ketiga, membangun kebebasan untuk beribadah (ay. 13). Umat bukan hanya diingatkan bagaimana memperlakukan sesamanya dengan adil, namun juga bagaimana mereka memperlakukan hari sabat atau beribadah kepada Allahnya. Ayat 13 menunjukkan umat tidak menghormati hari sabat dengan cara tidak beribadah. Mereka memandang rendah hari sabat, meninggalkannya dan lebih mengutamakan acara atau kegiatan yang menyenangkan dirinya. Meskipun mereka tahu hukum tentang menguduskan hari sabat, mereka harus beribadah kepada Allah, namun mereka menggunakan kebebasannya untuk kesenangannya sendiri.
Kita memiliki kebebasan untuk beribadah. Pergunakanlah itu untuk menguduskan hari sabat yang kita rayakan pada hari Minggu. Tuhan Allah harus kita muliakan, kita hormati dengan cara beribadah kepadaNya. Utamakan beribadah kepada Allah, setelah itu baru kita melakukan kegiatan lainnya dengan tetap memperhatikan tindakan dan kata-kata yang memuliakan Allah. Ketika kita mempekerjakan orang lain, perhatikanlah juga kebebasan mereka untuk beribadah. Berikanlah kesempatan mereka untuk memuliakan Tuhan Allah. Begitu juga saudara sebagai pekerja agar memperhatikan pekerjaanya dan tetap mengutamakan ibadah kepada Allah.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Kita bersyukur atas kasih karunia Allah, yaitu kemedekaan yang kita nikmati sampai saat ini. Mari kita pergunakan kemerdekaan kita untuk melepaskan beban (kesulitan) orang lain – setidaknya meringankan bebannya, memberi makan orang lain, memberdayakan aset dan potensi yang mereka miliki agar mereka sejahtera dan tetaplah setia mengutamakan ibadah kepada Tuhan Allah. Segala kemuliaan bagi Allah. Amin.
Liturgi
Tata Ibadah HUT Ke-80 RI
- PERSIAPAN
- MJ dan pelayan ibadah mempersiapkan diri dan berdoa bersama di konsistori.
- Liturgos 1 menuju mimbar 2 dan memimpin ibadah.
Liturgos 1 :Jemaat Tuhan, shalom. Sungguh Allah memelihara hidup kita dalam berelasi dengan segenap ciptaanNya. Hari ini, kita juga merayakan kasih karunia Allah bagi bangsa kita, yaitu kemerdekaan Indonesia ke 80.
Kita mempersiapkan diri beribadah kepada Allah dalam saat teduh pribadi. Mari bersaat teduh.
- NYANYIAN PEMBUKAAN (Jemaat Berdiri)
Liturgos 1 :Jemaat Tuhan diundang berdiri. Kita sembah Tuhan dengan pujian dari PKJ 41:1-3 ”Ku Datang KepadaMu”
- Ku datang kepadaMu, Anak Domba Allah. Kumohon pengasihan, Anak Domba Allah. Atas dosa-dosaku dan pelanggaranku. Kuduskanlah diriku, Anak Domba Allah.
- Ku datang kepadaMu, Anak Domba Allah. Kumohon pengasihan, Anak Domba Allah. Tunjukkanlah padaku jalan kebenaran. Hanya oleh rahmatmu, Anak Domba Allah.
- Ku bersujud padaMu, Anak Domba Allah. Kuserahkan hidupku, Anak Domba Allah. Kar’na Tuhan sajalah yang menyelamatkan. Bimbing kehidupanku, Anak Domba Allah.
(pada bait 2, prosesi penyalaan lilin dan penyerahan Alkitab. Liturgos 2 menuju mimbar.)
- VOTUM DAN SALAM
Liturgos 2 : Ibadah minggu dan peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia terjadi karena Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. Tuhan yang menganugerahkan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Tuhan adalah setia dan memelihara ciptaan tanganNya, Amin. Damai sejahtera dari Allah Bapa, kasih karunia Tuhan Yesus Kristus dan persekutuan Roh Kudus menyertai engkau.
Jemaat : Menyertai engkau juga!
Amin….. amin….. amin (dinyanyikan)
- NATS PEMBIMBING(Jemaat Duduk)
Liturgos 1 :Nats pembimbing dari Kitab Ibrani 12:25-28 dan saya bacakan bagi kita semua. Demikan sabda Allah …..
- NYANYIAN JEMAAT
KJ 337:1-3 “Betapa Kita Tidak Bersyukur”
- Betapa kita tidak bersyukur, bertanah air kaya dan subur; lautnya luas, gunungnya megah, menghijau padang, bukit dan lembah.
- refrein : Itu semua berkat karunia Allah yang Agung, Mahakuasa; itu semua berkat karunia Allah yang Agung, Mahakuasa.
- Alangkah indah pagi merekah, bermandi cah’ya surya nan cerah, ditingkah kicau burung tak henti, bunga pun bangkit harum berseri.
- Bumi yang hijau, langitnya terang, berpadu dalam warna cemerlang; indah jelita, damai dan teduh, persada kita jaya dan teguh.
- LITANI SYUKUR
Liturgos 1: Betapa mulianya Engkau, Allah yang menyatukan kami dengan keberagaman etnik, budaya, bahasa dan keunikkan diri kami.
Jemaat: Kami syukuri keberagaman kami ya Allah.
Liturgos 1: Engkau memberikan anugerah kemederkaan bagi kami, bangsa Indonesia. Merdeka untuk berdaya dan berkarya.
Jemaat: Kami jaga dan pelihara kemerdekaan kami ya Allah.
Liturgos 1: Engkau yang menyediakan masa depan penuh harapan. Engkau inginkan kami meraih masa depan itu dengan kerja nyata dan semangat yang menyala.
Jemaat: Kami akan belajar dan bekerja untuk masa depan di depan mata.
Liturgos 1 : Kita hayati kembali kemerdekaan Indonesia dengan menyanyikan lagu ”Tanah Airku”
Tanah airku, tidak kulupakan. Kan terkenang, selama hidupku.
Biarpun saya pergi jauh, tidak kan hilang dari kalbu
Tanahku yang kucintai, engkau kuhargai.
Walaupun banyak negeri kujalani, yang mahsyur permai dikata orang,
Tetapi kampung dan rumahku, di sanalah ku merasa senang
Tanahku tak kulupakan, engkau kubanggakan
- PENGAKUAN KETIDAKMAMPUAN MENJALANKAN HUKUM KASIH
Liturgos 1: ”Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Demikianlah hukum kasih, yang Engkau berikan agar kami dapat menjaga anugerah keselamatan yang dari padaMu
Jemaat : Tuhan, jika kami melihat diri kami sehari-hari sebagai gereja Tuhan, kami menyadari kadangkala lalai memancarkan kasih setia kami kepadaMu dan kepada sesama kami.
Liturgos 1: Karena kelalaian yang kadangkala pernah kami lakukan dalam melaksanakan hukum kasihMu itu, membuat hubungan kami denganMu menjadi terganggu dan tidak terlaksana perdamaian, keadilan dan keutuhan bagi seluruh ciptaanMu.
Jemaat : Ampuni kami ya Allah karena kasih setiaMu. Hapuskan pelanggaran kami menurut rahmatMu yang besar.
- BERITA ANUGERAH
Penatua :Tuhan Allah memberikan pengampunan kepada setiap umat yang memohonkan pengampunan kepadaNya. Kita juga menerima berita anugerah dari Kitab Galatia 5:1,13-14. Demikian berita anugerah . . . . .
(setelah membaca lalu mengatakan) ”Bertolong-tolonganlah menjaga anugerah Allah, demikianlah kita akan memenuhi hukum Kristus”. Amin.
- NYANYIAN PENEGUHAN(Jemaat Berdiri)
PKJ 15 “Kusiapkan Hatiku Tuhan”
Kusiapkan hatiku, Tuhan, menyambut firmanMu saat ini.
Aku sujud menyembah Engkau dalam hadiratMu saat ini.
Curahkanlah pengurapanMu kepada umatMu saat ini.
Kusiapkan hatiku, Tuhan, mendengar firmanMu.
FirmanMu, Tuhan. tiada berubah, sejak semulanya dan s’lama-lamanya tiada berubah.
FirmanMu, Tuhan, penolong hidupku. Kusiapkan hatiku, Tuhan, menyambut firmanMu.
- PELAYANAN FIRMAN TUHAN
- Doa Epiklesis:
Liturgos 2 :Ya Bapa, segala tulisan yang telah Engkau ilhamkan kepada kami, jadikanlah itu bermanfaat untuk mengajar kami, menyatakan kesalahan-kesalahan kami, memperbaiki kelakuan kami dan mendidik kami dalam kebenaran Yesus Kristus.
Jemaat : Kiranya Roh Kudus menerangi batin kami dan menjadikan kami pelaku-pelaku Firman yang sejati. Amin.
- Pembacaan Alkitab
- Kotbah
- Doa Syafaat
- Syukur atas HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
- Kesejahteraan dan pembangunan masyarakat
- Kemandirian ekonomi jemaat
- Pendidikan dan masa depan anak-anak
- Doa Bapa Kami (diucapkan bersama-sama)
- NYANYIAN RESPONS
Liturgos 2 :Kita respon firman Tuhan dengan menaikkan pujian PKJ 182:1,2,5 “Kuutus Kau”
- Kuutus ‘kau mengabdi tanpa pamrih, berkarya t’rus dengan hati teguh. Meski dihina dan menanggung duka; Kuutus ‘kau mengabdi bagiKu.
- Kuutus ‘kau membalut yang terluka, menolong jiwa sarat berkeluh. Menanggung susah dan derita dunia. Kuutus ‘kau berkorban bagiKu.
- Kuutus ‘kau mencari sesamamu yang hatinya tegar terbelenggu. ‘Tuk menyelami karya di Kalvari. Kuutus ‘kau mengiring langkahKu.
coda (menutup bait terakhir)Kar’na Bapa mengutusKu, Kuutus ‘kau.
- PERSEMBAHAN(Jemaat Duduk)
Diaken :Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, mari kita dengarkan Firman Tuhan sebagai dasar dalam kita memberikan persembahan kepadaNya. Kita baca Kitab Injil Matius 22:21.
Persembahan kita haturkan kepada Tuhan dengan diiringi nyanyian dari PKJ 145:1-4 “Aku Melangkah Ke Rumah Tuhan”
- Aku melangkah ke rumah Tuhan dalam iringan umat Kristus, ’Ku mensyukuri berkat, rahmatMu yang sungguh banyak kepadaku.
Reff.
Aku bersyukur kepadaMu, Tuhan, atas berkatMu yang Kaulimpahkan.
Aku bersyukur kepadaMu, Tuhan, atas kasihMu yang Kaucurahkan.
- Aku bersujud di hadiratMu, kubawakan persembahanku. Kuhaturkan kepadaMu, Tuhan kiranya Kau menerimanya.
- Aku serahkan hasil karyaku, harta, tenaga, serta waktu. Dari tanganMu jua asalnya, bagi kemuliaanMu, Bapa.
Diaken :Jemaat diundang berdiri. Persembahan ini kita berikan kepada Tuhan Allah melalui doa. Mari kita berdoa . . . . .
- WARTA JEMAAT
- PENGAKUAN IMAN RASULI(Jemaat Berdiri)
Liturgos 2 :Jemaat Tuhan diundang berdiri, mari bersama umat Tuhan di seluruh dunia, kita memperbarui iman kita dengan bersama-sama mengikrarkan Pengakuan Iman Rasuli.
- PENGUTUSAN DAN BERKAT
Liturgos 2 : Pergilah dan rayakanlah kemerdekaan yang dianugerahkan Tuhan Allah dengan menghadirkan damai sejahtera Allah dalam kehidupan bangsa ini. Terimalah berkat Tuhan:
Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau, Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Amin.
Jemaat: (menyanyikan)
Haleluya….. Haleluya….. Haleluya….. Haleluya….. Haleluya…..
Amin….. Amin….. Amin.
(Liturgos 2 turun dari mimbar dan memberikan Alkitab kepada imam. Lalu menuju pintu keluar bersama MJ dan bersalaman dengan jemaat)


Leave a Reply