Jemaat terkasih, pernahkah saudara melihat tali sipat? Tali ini adalah tali pengukur yang biasa digunakan oleh para tukang bangunan untuk memastikan bahwa tembok yang terpasang tegak lurus terhadap lantai. Biasanya tali ini diberi timah atau pemberat, yang menggantung lurus sebagai pedoman saat membangun tembok. Mengapa tembok harus tegak-lurus? Selain untuk estetika (keindahan) dan akurasi (ketepatan ukuran) pekerjaan para tukang, tembok yang tegak lurus juga menghindarkannya dari kemungkinan untuk roboh. Dalam dunia arsitektur modern saat ini khususnya pada gedung-gedung bertingkat, tali sipat sudah mulai ditinggalkan dan para tukang sudah beralih pada penggunaan Laser-Level-Line atau alat pengukur kelurusan dinding sinar laser. Pada prinsipnya, tembok atau dinding yang tegak-lurus akan menjauhkannya dari daya tarik gravitasi yang dimulai dari doyong (condong, miring) hingga roboh atau hancur.
Dalam perikop Amos 7:7-17 ini, kita juga melihat gambaran tentang tali sipat. Awalnya Tuhan memberi tahu Amos mengenai kawanan belalang dan api besar, yang menggambarkan nubuatan akan adanya kehancuran yang menimpa kerajaan Israel Utara. Setelah sang nabi berdoa, Tuhan berkenan menunda penghakiman-Nya (7:1-6). Namun dalam penglihatan ketiga ini (7-9), Amos melihat Tuhan berdiri di dekat tembok yang tegak lurus, memegang tali sipat di tangan-Nya. Artinya, tali pengukur yang melambangkan keadilan Allah ini tak akan terhindarkan lagi. Tuhan akan mengukur dosa-dosa Israel dan menjatuhkan hukuman yang setimpal.
Berita Amos tentang penghakiman Allah ini kemudian ditentang oleh Amazia, imam Betel. Amazia menuduh Amos sebagai pemberontak dan mengusirnya dari Betel. Namun, Amos dengan berani melawan dan menegaskan panggilannya sebagai nabi Allah. Hukuman yang dinubuatkan Amos meliputi: 1. Kehancuran tempat-tempat ibadah: Bukit-bukit pengorbanan dan tempat-tempat kudus Israel akan diruntuhkan, melambangkan penolakan Allah terhadap penyembahan berhala mereka (Ayat 9) 2. Kematian raja: Yerobeam, raja Israel, akan mati terbunuh oleh pedang (Ayat 11). 3. Penawanan: Bangsa Israel akan dibuang dari tanah mereka sendiri, keluarga mereka mengalami penderitaan dan kehancuran (Ayat 17).
Jemaat terkasih, pesan Amos tentang keadilan Allah yang disimbolkan dengan tali sipat ini mengajak kita untuk merenungkan penglihatan yang mengerikan tentang penghakiman Allah atas Israel. Amos, seorang nabi yang sederhana, menerima penglihatan yang menunjukkan keadilan Allah yang tak terelakkan akan menimpa bangsa yang telah jauh menyimpang dari jalan-Nya. Hal ini juga menjadi pengingat bagi kita semua. Kita tidak dapat melarikan diri dari hukuman dan penghakiman Allah yang merupakan ukuran standar Allah. Dosa-dosa kita akan diukur dan dihakimi dengan keadilan yang sempurna. Pada ayat-ayat ini juga menyatakan dengan jelas dan tegas bahwa Tuhan tidak akan menyayangkan umat itu lagi. Imam Amazia yang mewakili umat itu dan khususnya para pemimpinnya, secara terang-terangan menolak nabi Allah dan beritanya. Mereka yang dengan sadar menolak firman Allah pasti akan menerima konsekuensinya, dalam hal ini keadilan Allah. Israel didapati dalam keadaan tidak lurus lagi dan mungkin akan roboh karena mereka telah menolak firman Allah (ayat 12-17); karena itu, hukuman dan kadilan Allah pasti akan datang.
Saudara-saudari terkasih, berbicara tentang keadilan Allah berarti berbicara juga tentang praktek hukum dan keadilan yang kita jalankan selama ini. Apa yang disampaikan Amos ini mau mengingatkan kita sebagai gereja bahwa dalam menyemai keadilan, kita harus memenuhi standar Tuhan dan tidak mengabaikan keadilan demi keuntungan pribadi. Kita mengenal tri-tugas panggilan gereja yaitu Diakonia (melayani), Marturia (bersaksi), dan Koinonia (bersekutu). Dalam konteks keadilan, tri-tugas panggilan gereja ini dapat disederhanakan dengan melakukan pelayanan “ALTAR dan LATAR”. ALTAR berarti refleksi iman atas kenyataan yang telah terjadi dan LATAR sebagai aksi yang dilakukan berdasarkan refleksi iman yang didapatkan. Refleksi dan aksi yang terus menerus dilakukan oleh gereja. Sebagai lembaga gereja, GKSBS memiliki YABIMA (Yayasan Bimbingan Mandiri) Indonesia, dan istilah ALTAR dan LATAR ini agaknya bisa dipakai untuk menggambarkan gerak langkah YABIMA Indonesia ini. Kalau selama ini mereka adalah orang-orang yang biasa melakukan pelayanan gerejawi, maka sekarang ini mereka juga sekaligus adalah orang-orang yang melakukan pelayanan sosial, seperti menangani permasalahan keadilan agraria yang tidak bisa dilepaskan dari tugas panggilan gereja. Oleh karena itulah sampai saat ini YABIMA tetap berupaya bagaimana tugas panggilan gereja dalam menyikapi ketidakadilan agraria terus dinyatakan.
Jemaat terkasih, bukan hanya yang berkaitan dengan agraria (tanah pertanian), melalui pesan firman Tuhan ini kita dipanggil untuk menyemai keadilan di semua bidang kehidupan. Maka beberapa pertanyaan yang dapat kita renungkan adalah : apa yang diajarkan visi Amos tentang tali pengukur keadilan Allah kepada kita? Bagaimana kita menanggapi nubuat Amos tentang penghakiman ilahi? Apa saja langkah-langkah yang dapat kita ambil untuk berbalik kepada Allah dan menerima kasih dan belas kasihan-Nya? Saudara-saudari terkasih, kita memiliki tali pengukur yang berguna untuk mengevaluasi hidup kita. Tali pengukur itu adalah Firman Allah yang berisi prinsip-prinsip dan perintah-perintah. Saat berhadapan dengan berbagai pilihan pengampilan keputusan etis, kita harus melihat apa yang diajarkan melalui firman-Nya. Selama kita mengikuti petunjuk-petunjuk Tuhan, kita tidak perlu mencemaskan apa yang dinyatakan oleh tali ukur-Nya dalam hidup kita. Visi Amos tentang tali pengukur menunjukkan bahwa Tuhan akan mengukur Israel dan tidak akan melewati mereka lagi karena ketidakadilan mereka. Ini mengingatkan kita bahwa dalam menyemai keadilan, kita harus memenuhi standar Tuhan dan tidak mengabaikan keadilan demi keuntungan pribadi
Sebagai jemaat GKSBS, marilah kita merenungkan pesan firman Tuhan ini dengan hati yang terbuka, mengakui dosa-dosa kita dan berbalik kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Pesan Amos ini bukan semata-mata hanya tentang penghakiman, tetapi juga tentang kasih, keadilan dan pengampunan Allah. Dialah Allah yang setia dan adil. Dialah Allah yang senantisa memberikan kesempatan kepada Israel untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Hanya dengan pertobatan yang sejati kita dapat diselamatkan dari penghakiman-Nya dan menerima kasih serta pengampunan-Nya yang berlimpah. Amin.
Nas Pembimbing : Mazmur 98:9
Berita Anugerah : 1 Yohanes 1:9
Nas Persembahan : Roma 12:1
Nyanyian :
- Nyanyian Pembukaan : PKJ 13:1-3
- Nyanyian Pujian : PKJ 215:1-2
- Nyanyian Peneguhan : PKJ 14
- Nyanyian Responsoria : KJ 260:1-2
- Nyanyian Persembahan : PKJ 147:1-dst
- Nyanyian Penutup : PKJ 183:1-2


Leave a Reply