Ibu, Bapak dan Saudara yang dikasihi Tuhan,
Pernahkah mendengar kritik terhadap kehidupan sebagai orang Kristen terkait keseimbangan antara ibadah dan praktik kehidupan? Dalam ibadah yang tergambarkan dengan suasana Rohani dengan nyanyian yang merdu bahkan sering membuat orang bisa menghayati dengan memejamkan mata; bahkan tidak jarang ada anggota jemaat yang tidak menyadari meneteskan air mata. Atau pujian yang begitu bersemangat; yang dapat menggelorakan hati untuk menikmati hadirat Tuhan dalam peribadahan. Demikian pun firman Tuhan yang terus diperdengarkan dengan kotbah yang menarik sering mampu membuat anggota jemaat merasakan sapaan, teguran dan bimbingan-Nya. Namun, gambaran dan suasana Rohani tersebut sering menjadi ironi. Ada sebagian orang Kristen yang cara dan praktik hidupnya berbeda dengan Gambaran dalam peribadahan. Tutur katanya tidak semerdu nyanyian penyembahan, pola pikirnya tidak menggambarkan pikiran Kristus, praktik hidupnya tidak menjadi teladan dan kehadirannya dalam kebersamaan dengan masyarakat tidak menjadi berkat. Lalu, bagaimana seharusnya menjaga keseimbangan dan keserasian dalam hidup Kristen kita?
Bacaan kita, Mazmur 81 adalah nyanyian yang memberikan pengajaran terkait ibadah dan kehidupan dengan keseimbangan atau keserasian; keseimbangan antara memuliakan Tuhan dan ketaatan kepada Firman-Nya. Bagaimana menghasilkan ibadah dan kehidupan yang seimbang dan serasi itu?
Pertama, Memuliakan Tuhan dengan benar.
Bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah berbeda dengan bangsa-bangsa lain yang bukan pilihan-Nya. Salah satu pembeda adalah terkait dengan cara peribadahan dan terhadap siapa mereka beribadah. Memuliakan Tuhan bagi umat Allah adalah ketetapan, suatu hukum dari Allah Yakub (5). Bangsa Israel, umat perjanjian Allah diajak untuk bersukacita atas pembebasan mereka. Umat melakukan tindakan-tindakan yang membuat Allah diagungkan, disanjung dan ditinggikan. Mereka diajak untuk bersorak-sorai karena Allah adalah kekuatan mereka. Allah yang membawa dan membebaskan Umat Israel dari perbudakan di Mesir, yang memberikan perlindungan kepada mereka menuju tanah perjanjian. Dengan melantunkan lagu-lagu disertai bunyi rebana, kecapi yang merdu, diiringi gambus serta para wanita yang menari dalam kemenangan. Umat bersorak-sorai, umat bernyanyi, umat menari, umat bermusik; umat memuliakan Tuhan karena Allah kekuatan mereka.
Kedua, Taat kepada Firman-Nya.
Dalam perjalanan hidup Bangsa Israel sebagai umat pilihan Tuhan, seringkali mereka mengalami kegagalan dalam kesetiaan terhadap Firman-Nya. Pengulangan demi pengulangan terjadi dalam ketidaktaatan mereka. Terhadap cara hidup umat seperti ini, Allah tidak henti-hentinya menegur dan memperingatkan umat-Nya. Dalam Ayat 9 dikatakan: “Dengarlah hai umat-Ku, Aku hendak memberi peringatan kepadamu; hai Israel, jika engkau mau mendengarkan Aku!” Tuhan terus menghendaki umat-Nya hidup dalam ketaatan. Ia menegur dengan memberi peringatan. Apa yang diperingatkan Tuhan kepada umat-Nya? Tuhan menghendaki agar tidak ada allah lain dan agar mereka tidak menyembah kepadanya. Dengan tegas dalam ayat 10 dikatakan: “Janganlah ada di antaramu allah lain, dan janganlah engkau menyembah kepada allah asing”. Tuhan tidak mau diduakan, Tuhan tidak mau disandingkan dan Tuhan tidak mau dibanding-bandingkan dengan ilah yang bukan allah. Ia menegaskan: “Akulah TUHAN, Allahmu”. Allah yang telah menuntun umat Israel keluar dari tanah Mesir, yang terus setia saat mereka tidak taat dan kembali memberkati ketika mereka hidup dalam kebenaran-Nya. Allah yang menghukum musuh-musuh umat-Nya, tetapi Ia yang dengan tegas mengatakan: “Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya” (ay. 17) yaitu: “Sekiranya umat-Ku mendengarkan Aku! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan!(ay. 14). Umat yang hidup taat pada Firman-Nya.
Ibu, Bapak dan Saudara yang dikasihi Tuhan,
Bagaimana kita dapat merefleksikan Mazmur 81 dalam kehidupan kita? Sebagai umat percaya, kritik terhadap kekristenan kita bisa saja benar. Bahkan ini pun terjadi pada pengalaman Bangsa Israel. Disatu sisi mereka begitu luar biasa menampakkan ibadah kepada Tuhan, namun disisi yang lain mereka diperingatkan agar tidak memiliki dan menyembah allah lain. Artinya secara bersamaan umat Israel sepertinya memuliakan Allah dan sekaligus menyembah allah yang lain. Tentu sikap umat yang demikian tidak diperkenan oleh TUHAN Allah Israel.
Demikian pun kita, ibadah dan kehidupan harus serasi, berkeseimbangan. Ibadah yang kita lakukan adalah wujud kesetiaan kita terhadap Allah yang adalah kekuatan kita. Allah yang senantiasa memberkati dan yang telah menganugerahkan keselamatan kepada orang percaya melalui Yesus Kristus. Ibadah sebagai ungkapan Syukur karena kebaikan-Nya. Sekaligus menyertai ibadah itu, biarlah kehidupan kita juga sepenuhnya kita sandarkan pada Yesus Kristus yang adalah satu-satunya Tuhan dan Juruselamat kita, tiada yang lain dari-Nya. Dan senantiasa kita taat dan menjalankan segala perintah-Nya.
Dalam Penutupan Bulan Pendidikan dan Kebangsaan GKSBS tahun 2025, mari kita berkomitmen terus belajar, memperbaiki diri dan mengevaluasi ibadah dan kehidupan masing-masing. Kita menserasikan tutur kata kita semerdu nyanyian penyembahan, pola pikir kita yang menggambarkan pikiran Kristus, praktik hidup kita terus menjadi teladan dan kehadiran kita dalam kebersamaan dengan masyarakat selalu menjadi berkat. Kita terus memuliakan Tuhan dan Taat kepada Firman-Nya. Amin.
Nas Pembimbing : Mazmur 100: 1b-5
Berita Anugerah : Ulangan 7:9
Nas Persembahan : Mazmur 30:4
Nyanyian :
- Nyanyian Pembukaan : KJ 9:1-2
- Nyanyian Pujian : PKJ 6:1-2
- Nyanyian Peneguhan : PKJ 138:1, 3
- Nyanyian Responsoria : PKJ 239:1-3
- Nyanyian Persembahan : PKJ 149:1-3
- Nyanyian Penutup : KJ 424:1-3


Leave a Reply