Menyemai Keadilan Menuai Kasih

Sarasehan Bulan Diakonia GKSBS

Bulan Diakonia merupakan momen penting bagi Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS) untuk menghayati dan merayakan kehidupan berdiakonianya. Pada tahun 2025, tema yang diangkat adalah “Diakonia GKSBS: Menyemai Keadilan, Menuai Kasih”. Tema ini menggambarkan perjalanan historis GKSBS dalam ber- diakonia, serta menekankan pentingnya keadilan dan kasih sebagai fondasi dari semua tindakan gerejawi. Kita (GKSBS) telah lama dikenal sebagai komunitas yang berkomitmen pada pelayanan diakonia. Dengan kekayaan sejarah sejarah kita dalam hal ber-diakonia, mari dengan penuh semangat kita memperdalam praktik diakonia melalui tema “Menyemai Keadilan, Menuai Kasih”. Bulan Diakonia, yang berpuncak pada perayaan hari ulang tahun ke-38 Sinode GKSBS, bukan hanya merupakan periode refleksi dan aksi sosial, tetapi juga waktu untuk merenungkan hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.

Diakonia GKSBS berakar pada tradisi ‘nglari’, sebuah proses pencarian dan penemuan yang menggambarkan perjalanan para pendahulu gereja. Mereka yang ‘nglari’ tidak hanya mencari tempat baru untuk hidup tetapi juga membangun komunitas yang saling mendukung. Dalam konteks ini, diakonia menjadi ekspresi iman yang nyata, di mana tindakan kasih menjadi bukti kepercayaan kepada Tuhan.

Bulan Diakonia merupakan waktu yang ditentukan oleh sinode GKSBS dalam rangka menghayati dan merayakan kehidupan berdiakonia. Tema “Menyemai Keadilan, Menuai Kasih” menekankan pentingnya keadilan sosial dan ekonomi dalam pelayanan gereja. Ini mencerminkan perjuangan GKSBS dalam mendukung hak-hak petani, dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Gereja tidak hanya berfokus pada memberikan bantuan langsung tetapi juga berusaha memperjuangkan keadilan sosial dan ekonomi bagi semua lapisan masyarakat.

Hasil dari perjuangan keadilan adalah kasih yang tulus dan inklusif. Tema ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kemurnian kasih dan menghindari sikap arogansi atau belas kasihan yang salah arah. Kasih yang ditanamkan melalui keadilan akan menghasilkan komunitas yang harmonis dan saling mendukung. Bulan Diakonia juga menjadi momen penting untuk mendorong dialog dan saling mendengarkan dalam pasamuan. Dialog yang terbuka dan mendengarkan dengan hati yang tulus akan membantu gereja untuk melayani dengan lebih efektif dan inklusif.

Firman Tuhan menjadi panduan utama dalam segala tindakan diakonia. Tema tahun ini mengajak kita untuk selalu kembali kepada Alkitab dalam menentukan arah dan tujuan pelayanan diakonia. Firman Tuhan memberikan dasar yang kuat untuk setiap tindakan kasih dan keadilan yang kita lakukan.

Mengakui perjuangan GKSBS dalam mendukung hak-hak petani, dan mereka yang terpinggirkan menunjukkan komitmen kita untuk keadilan sosial. Menyemai keadilan berarti menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap orang untuk memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan peluang. Ini melibatkan advokasi untuk perubahan kebijakan yang lebih adil dan inklusif, serta program-program yang mendukung pendidikan, pelatihan kerja, bantuan kesehatan, dan dukungan sosial.

Menuai kasih berarti bahwa hasil dari perjuangan keadilan adalah kasih yang tulus dan inklusif. Ini mengingatkan akan pentingnya menjaga kemurnian kasih dan menghindari sikap arogansi atau belas kasihan yang salah arah. Kasih, atau agape dalam bahasa Yunani, adalah kepedulian tanpa syarat terhadap kesejahteraan orang lain. Dalam konteks diakonia, kasih menjadi motivasi untuk bertindak demi kebaikan bersama, tanpa meminta balasan.

Perayaan ulang tahun ke-38 Sinode GKSBS memberikan momentum yang tepat untuk merefleksikan perjalanan gereja dalam menghayati dan mengimplementasikan diakonia. Sinode GKSBS, yang telah berdiri selama 38 tahun, terus berkomitmen untuk melayani dengan kasih dan keadilan. Setiap tahapan kehidupan bergereja dirayakan dengan berbagi dan menjadi bermanfaat bagi semesta, khususnya wilayah Sumatera Bagian Selatan.

Perjalanan sejarah GKSBS, dari masa transmigrasi, menunjukkan komitmen gereja untuk mendukung mereka yang mengalami kemiskinan dan kesulitan. Istilah “nglari” yang dikenal dalam GKSBS menggambarkan proses mencari dan menemukan, yang erat kaitannya dengan perjuangan para transmigran. Pengalaman ini membentuk dasar bagi pelayanan diakonia gereja yang inklusif dan penuh kasih.

Selama 38 tahun, GKSBS terus berinovasi dalam pelayanannya. Tiga jenis diakonia yang dikenal dalam gereja ini – diakonia karitatif, reformatif, dan transformatif – menunjukkan pendekatan yang komprehensif dalam melayani. Gereja memberikan bantuan langsung (karitatif), membantu meningkatkan kapasitas individu (reformatif), dan berusaha membebaskan sumber daya dari tangan para penguasa untuk kebaikan bersama (transformatif) inilah yang telah dan sedang dan akan terus kita kerjakan. Tema “Menyemai Keadilan, Menuai Kasih” menggambarkan dua aspek penting dari diakonia: keadilan dan kasih. Keadilan di sini bukan hanya tentang hukum atau aturan, tetapi tentang menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap orang untuk hidup dengan martabat. Kasih, di sisi lain, adalah motivasi yang mendorong kita untuk bertindak, memberikan bantuan yang dibutuhkan, dan berjuang untuk keadilan sosial.

Untuk menutup Sarasehan ini, mari kita membaca Mazmur 82…(Dibacakan) Mazmur ini berbicara tentang Allah yang berdiri di antara para dewa dan mengadili mereka atas ketidakadilan mereka. Ini menjadi dasar teologis yang kuat untuk tema “Menyemai Keadilan, Menuai Kasih”.

Ayat-ayat ini menekankan bahwa Allah memerintahkan keadilan bagi orang yang lemah, anak yatim, orang tertindas, dan orang miskin. Ini sesuai dengan tema Bulan Diakonia kita yang menekankan menyemai keadilan. Gereja dipanggil untuk menjadi perpanjangan tangan Allah dalam memberikan keadilan kepada mereka yang terpinggirkan. Ketika gereja berkomitmen untuk menyemai keadilan, hasilnya adalah kasih yang tulus dan inklusif. Kasih yang dihasilkan dari keadilan adalah kasih yang murni dan penuh empati, yang mencerminkan kasih Allah kepada umat manusia.

Gereja, sebagai tubuh Kristus, memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan panggilan Allah dalam mewujudkan keadilan dan kasih di dunia ini. Ini adalah bagian dari misi gereja untuk menjadi saksi Kristus dalam setiap aspek kehidupan.

Bulan Diakonia GKSBS 2025 dengan tema “Diakonia GKSBS: Menyemai Keadilan, Menuai Kasih” mengajak kita untuk merenungkan dan memperdalam komitmen kita dalam pelayanan diakonia. Tema ini menegaskan pentingnya keadilan sosial dan ekonomi sebagai dasar untuk menghasilkan kasih yang tulus dan inklusif. Melalui perayaan ulang tahun ke-38 Sinode GKSBS, kita diingatkan akan perjalanan historis gereja dalam pelayanan dan diakonia, serta pentingnya menjaga keadilan dan kasih sebagai fondasi dari semua tindakan. Mazmur 82 memberikan refleksi teologis yang mendalam tentang panggilan gereja untuk mewujudkan keadilan dan kasih. Gereja dipanggil untuk berdiri di antara orang yang lemah dan tertindas, memberikan keadilan, dan menunjukkan kasih Allah yang tanpa syarat. Dengan menyemai keadilan, kita akan menuai kasih yang murni dan tulus, menciptakan komunitas yang harmonis dan penuh empati.

Pertanyaan :

  1. Apa makna di balik tema : “Menyemai Keadilan, Menuai Kasih” ?
  2. Menurut anda apa hubungan ‘nglari’ diakonia di GKSBS?
  3. Mengapa keadilan sosial dan ekonomi penting dalam pelayanan gereja?

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *