Syallom, senang bisa berjumpa ibu, bapak, saudara/i jemaat kekasih Kristus.
Kalau saat ini kita dapat bertemu di rumah Tuhan ini, bukan karena kebetulan. Bukan juga karena kekuatan ibu, bapak dan saya tapi karena kuasa Tuhan Yesus Kristus. Amin? (menunggu respon jemaat). Hari ini tema khotbah kita adalah “Milikilah Empati Untuk Sesama”. Sebelum lebih jauh perlu untuk kita ketahui apa itu empati dan kenapa harus memilikinya? Empati adalah kemampuan untuk dapat memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain. Contoh kalau ada teman, atau sahabat atau tetangga yang berduka, kita merasakan situasi duka yang sama dengan apa yang mereka rasakan. Kita menempatkan situasi hati dan pikiran kita ada bersama-sama dengan mereka sehingga kita dapat memahami apa yang mereka rasakan dan butuhkan. Mengapa kita harus memiliki empati? Karena sebagai makluk sosial, manusia hidup membutuhkan pertolongan orang lain. Ada saling membutuhkan diantara sesama manusia. Bacaan kita disaat ini adalah bagian dari pengajaran Yesus. Dalam pengajaranNya, Yesus selalu menggunakan simbol-simbol atau perumpamaan-perumpamaan yang ada di sekitar kehidupan mereka para pendengar seperti : roti hidup, pokok anggur, jalan kebenaran, anak yang hilang, lalang diantara gandum dan lain-lain. Dengan menggunakan simbol dan perumpamaan-perumpamaan tersebut akan sangat membantu para pendengar untuk memahami pengajaranNya. Nah saat ini salah satu perumpamaan yang Yesus gunakan yaitu orang kaya dan Lazarus yang miskin sebagaimana dalam bacaan kita saat ini (Lukas 16:19-31). Dikisahkan oleh Yesus, ada seorang yang kaya, yang hidup penuh dengan kemewahan dan lazarus sang orang miskin yang penuh dengan borok (luka yang semakin parah) yang setiap hari hanya mencari sisa-sisa makan di tempat sampah rumah orang kaya itu. Bahkan untuk mendapatkan sisa makanan, ia harus berebut dengan anjing. Singkat cerita, orang kaya itu mati dan Lazaruspun mati. Lazarus duduk dipangkuan bapa Abraham dan orang kaya itu menderita sengsara di alam maut. Muncul pertanyaan kenapa orang kaya itu harus menderita? Apa kesalahannya?
Ibu, bapak, jemaat kekasih Kristus,
Dari perumpamaan ini paling tidak ada 2 hal yang dapat kita pelajari yaitu;
Pertama. Kesalahan orang kaya itu adalah, dengan kekayaan yang dimilikinya dia tidak melakukan hal yang baik. Dia sibuk hanya mementingkan dirinya sendiri dengan hidup bermewah-mewahan dan tidak peduli ada orang lain yang sedang membutuhkan pertolongannya. Dia tidak memiliki empati kepada Lazarus. Kita berpikir bahwa kejahatan itu misalnya membunuh, mencuri, korupsi dan lain-lain. Kita lupa bahwa pembiaran, acuh tak acuh, tidak peduli kepada orang yang membutuhkan pertolongan adalah hal-hal yang harus kita pertanggungjawabkan kelak dihadapan Tuhan. Tuhan sudah mempercayakan kekayaan kepada kita, maka seharusnya kita gunakan kekayaan yang dia miliki itu sebagai alat untuk menolong sesama.
Kedua. Ada jurang yang memisahkan antara yang hidup dan yang mati. Ketika orang kaya itu melihat Lazarus duduk di pangkuan bapak Abraham, dia meminta supaya bapak Abraham menyuruh seseorang untuk memberi tahu saudara-saudaranya yang cara hidupnya masih sama seperti dirinya. Namun bapak Abraham menolak. Hal ini memperlihatkan bahwa antara yang hidup dan yang mati sudah terputus hubungan. Artinya orang yang sudah meninggal entah itu baru meninggal atau sudah lama tidak dapat mempengaruhi proses kehidupan orang yang masih hidup. Begitu juga yang masih hidup tidak dapat mempengaruhi orang yang sudah meninggal dengan berbagai cara termasuk lewat doa bagi mereka yang sudah meninggal ataupun memberi korban persembahan. Oleh sebab itu dalam ibadah pemakaman ataupun penghiburan, kita tidak mendoakan yang sudah meninggal tapi mendoakan keluarga yang sementara berduka supaya diberi kekuatan dan penghiburan oleh Tuhan.
Ibu, bapak, saudara/i terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Saat ini kita masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menjalani hidup di dunia ini. Pakailah kesempatan ini untuk berbuat baik sebanyak mungkin. Hiduplah dalam kasih dan jadilah berkat bagi orang-orang disekitar. Milikilah empati untuk sesama. Jadilah orang-orang yang peka terhadap situasi di sekitar kita. Ada begitu banyak orang disekeliling kita yang membutuhkan pertolongan kita. Mereka yang sakit, mereka yang papah, mereka yang tertindas oleh ketidak-adilan, mereka yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan haknya dll. Kita dapat melakukan hal-hal sekecil apapun itu untuk menolong mereka. Mungkin kita tidak bisa menjadi matahari yang dapat menyinari bumi ini, tapi kita bisa menjadi sebatang lilin yang harus berkorban untuk memberi cahaya walaupun kecil dan harus meleleh sampai habis. Ibu Teresia pernah mengatakan “ lihatlah kehadiran Kristus pada setiap orang yang kita jumpai terlebih orang-orang yang sakit, mereka yang miskin, mereka yang menderita dan membutuhkan, tolonglah mereka ”. Artinya ketika kita melakukan sesuatu untuk menolong mereka, itu berarti kita telah melakukannya juga untuk Tuhan Yesus. Saya berharap lewat firman Tuhan disaat ini kita dapat hidup berempati untuk orang lain supaya suatu saat kelak kita pun dapat duduk dipangkuan Allah bapa di surga. Tuhan Yesus memberkati, Amin.
Nas Pembimbing : Mazmur 42:1-5
Berita Anugerah : Efesus 4:32
Nas Persembahan : Roma 12:1-2
Nyanyian :
- Nyanyian Pembukaan : PKJ 8:1-3
- Nyanyian Pujian : KJ 21:1, 2
- Nyanyian Peneguhan : KJ 178:1, 2
- Nyanyian Responsoria : PKJ. 274:1, 2
- Nyanyian Persembahan : PKJ 153:1-dsc
- Nyanyian Penutup : PKJ 277:1-3


Leave a Reply