Dua orang bersaudara, kakak beradik, bertahun-tahun tidak saling menyapa. Suatu perkara membuat mereka bersitegang dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk menyimpan kemarahan mereka masing-masing dalam diam. Keduanya saling menghindar, saling menjauh dan tidak mau bertemu. Sampai suatu kali sang adik dengan segenap keberanian mendatangi kakaknya dan memulai percakapan dengannya. Mulanya suasananya kaku, namun dengan tekad kuat sang adik terus berusaha untuk membuat suasananya cair. Meski percakapan itu tidak serta merta membuat hubungan keduanya pulih, namun inisiatif sang adik telah membuka pintu ke arah pemulihan hubungan mereka.
Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa sang adik mecoba memperbaiki hubungannya dengan sang kakak. Alasan itu adalah :
Pertama, kemarahan terhadap kakaknya membuat sang adik (dirinya sendiri) menderita. Setiap kali teringat sang kakak, pada saat yang sama amarah itu mencuat hadir kembali, membuatnya benar-benar merasa tidak nyaman. Ia ingin lepas dari segala bentuk ketidak-nyamanan itu!
Kedua, sang adik melihat bahwa kebekuan hubungan di antara mereka bukanlah hal yang baik. Dirinya sendiri bertanya : “sampai kapan ini akan terus berlangsung!” Sampai pada akhirnya ia bertekad semua ini harus diselesaikan, dan untuk itu ia sendiri harus yang memulai.
Ketiga, bagi sang adik masih banyak hal yang sama pentingnya yang masih harus dikejar dan kerjakan, yang butuh energi dan perhatian. Untuk itu ia tidak mau dibebani dengan masalah-masalah yang tidak perlu. Maka masalahnya dengan sang kakak haris disudahi!
Keempat, sang adik ingin benar-benar mewujudkan hakikat mengampuni sebagaimana dilakukan Tuhan terhadap umatNya. Baginya mengampuni adalah menghapuskan kesalahan (sang kakak), tidak pula mengingatnya, bersedia memulai lembaran baru, tanpa syarat.
Sungguh baik dan indah perbuatan sang adik itu. Perbuatannya telah mengubah hubungan, mengubah suasana, mengubah realita bermusuhan menjadi hangat bersahabat. Inisiatifnya memecah kebuntuan hubungan yang terganggu oleh bara amarah yang terus dipelihara.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan,
Dalam hal menginisiasi untuk menyapa, menghampiri, mengampuni, memulihkan hubungan, Allah-lah jagonya. Tidak ada yang lain yang mampu mengalahkanNya! Coba perhatikan Nubuat Yeremia 31: 23-34, bukankah menandai kasih Allah pada umatNya! Di sana terang bahwa tidak selamanya Allah membiarkan umatNya dalam kesusahannya. Meski kadang Allah murka karena umatNya yang meninggalkan Dia (lih. Yeremia 2:13), namun perhatianNya tidak pernah lepas dari mereka (Yeremia 31: 28). Allah sendiri mengambil inisiatif untuk memperbarui hubungan di antara Dia dengan umat yang rusak oleh sebab pengkhianatan umat. Nubuat pemulihan keadaan umatNya (Yer. 31; 23-27), adalah pertanda bahwa Allah berkenan mengampuni umatNya dan memulai hubungan yang baru.
Pada saatnya kelak, Allah akan hadir bagi umatNya (pempimpin, penolong dan pelindung) sebagaimana Ia hadir pada saat memimpin nenek moyang (Israel) keluar dari Mesir ke tanah perjanjian. Pada saat itu hubungan yang sudah dipulihkan itu akan terus dirawat dan dihidupi umat dengan pengenalan akan Allah (Yer. 31:33). Pengenalan akan Allah terjadi sebab Allah sendiri berkenan “menaruh dan menuliskan” hukum-hukum (hikmat) Allah dalam hati umatNya. Seperti halnya dilakukan atas Yeremia pada mula panggilan dan pengutusannya sebagai nabi bagi Israel (Yer. 1:4-9). Di sana diceritakan bagaimana Allah membuat Yeremia yang masih muda (umumnya diidentikan dengan: masih labil, belum matang, belum berpengalaman, belum memiliki pengetahuan yang cukup, belum berhikmat) diperlengkapi oleh Allah sendiri untuk tugas kenabiannya. Allah yang mengaruniakan kemampuan itu pada Yeremia, dan itu juga yang akan lakukan pada umatNya.
Perkataan Yeremia (Yer. 31:34) “dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudara dengan mengatakan : kenallah Tuhan! Sebab mereka semua besar, kecil, mengenal Aku…” dapat dipahami sebagai berikut pertama karena Allah hadir menyatakan diri, dan dapat di kenal, sapa oleh umatNya (Yohanes 1 :1-3), Allah hadir sebagai manusia. Dalam Yohanes 4: 39-42, di sana dikisahkan bagaimana orang-orang di Samaria percaya kepada Yesus bukan lagi karena perkataan sang perempuan Samaria, tetapi karena mereka mengalami sendiri perjumpaan dengan Yesus. Selanjutnya dalam kisah pencurahan Roh Kudus, bagaimana orang-orang dikaruniai Roh Allah yang membuat mereka memiliki pengetahuan, pengertian dan kemampuan tertentu (Bdk. Kel. 31:3; Bil. 11: 25, 24 : 2; Kis. Para Rasul 2:4, dst).
Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan
Sungguh indah jika kasih dan pengampunan hadir dalam kehidupan kita, sebab kehadirannya mengubahkan kehidupan, membuat kehidupan baik, membuat hidup menjadi nyaman dan menyenangkan. Tindakan Allah yang menginisiasi pembaruan hubungan dengan pengampunan, tentu saja menjadi sesuatu yang layak dicontoh dan diberlakukan dalam hidup kita. Untuk bisa mewujudkan itu, maka arahkanlah hidup sauadara kepada Allah, maka Dia akan memperlengkapi saudara dengan semua yang diperlukan. Sebagaimana Allah memperlengkapi orang-orang yang berkenan kepadaNya, demikianlah Ia akan memperlengkapi saudara. Terkadang butuh usaha keras untuk melakuannya, namun mengingat dampak yang akan dihadirkannya (sukacita, damai, sejahtera, kerukunan, keguyuban, dst.), maka itu layak dan sepadan dengannya. Dan selalu ingat, bahwa dalam semua usaha itu ada Allah yang terus bersama kita, bahkan berkenan mencurahkan Roh Kudus untuk menolong kita! amin.
Nas Pembimbing : Efesus 4:31-32
Berita Anugerah : 1 Petrus 5:10-11
Nas Persembahan : Mazmur 22:23-24
Nyanyian :
- Nyanyian Pembukaan : KJ 314:1-3
- Nyanyian Pujian : PKJ 55:1-3
- Nyanyian Peneguhan : KJ 395:1-3
- Nyanyian Responsoria : KJ 451:1-2
- Nyanyian Persembahan : PKJ 46:1-3
- Nyanyian Penutup : KJ 408:1-2


Leave a Reply