Pertobatan yang Membawa Pemulihan dan Pengharapan

Khotbah Minggu, 26 Oktober 2025

Warna Liturgi :Hijau
MingguBiasa XXX
Perikop: Yoel 2:23-32

Jemaat yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus

Setiap orang pasti pernah melakukan suatu kesalahan dan setiap kesalahan mengakibatkan berbagai dampak buruk. Agar tidak terulang kembali kesalahan yang pernah dilakukan, maka seseorang perlu bertobat atau bersedia berubah ke arah yang lebih baik. Pertobatan sangat terkait dengan pengampuan dosa yang Allah nyatakan kepada setiap umat-Nya. Pertobatan perlu dilakukan untuk menghindari sesuatu yang lebih buruk justru terjadi pada kita.

Dalam kisah bangsa Israel sebagaimana yang tertulis dalam Kitab Yoel ini, nabi Yoel menyampaikan nubuatan Allah tentang dua hal, yaitu janji dan pengharapan. Dalam ayat 23 sampai ayat 27, menceritakan tentang janji Tuhan kepada bangsa Israel yang mau bertobat yang pada saat itu tidak lagi mentaati perintah TUHAN, bahkan bangsa Israel mengalihkan imannya kepada ilah-ilah lain. Hal tersebut tentulah membuat TUHAN menjadi cemburu, sehingga bnagsa Israel harus waspada terhadap hukuman TUHAN sebagai bentuk resiko atas perbuatannya.

Bangsa Israel pada saat itu, tampaknya berada dalam dilema besar, di mana sisi lain bangsa Israel berada dalam keadaan serba sulit, tapi disatu sisi mereka justru tidak tidak mendengarkan nasihat para nabi dan enggan melakukan peribadatan sebagaimana TUHAN perintahkan. Dalam hal inilah, yang kemudian nabi Yoel memberikan suatu peringatan kepada bangsa Israel, bahwa penghukuman TUHAN tidak akan terjadi apabila bangsa Israel mau untuk bertobat, bahkan TUHAN menjanjikan berbagai berkat jika mereka mau untuk bertobat.

Oleh karena itu, peringatan Yoel ini harus diwaspadai, sebab TUHAN akan menunjukkan keadilan-Nya, yaitu menghukum bagi mereka yang berbuat dosa, tetapi juga TUHAN akan memberkati bagi mereka yang bersedia bertobat. Wabah belalang yang terjadi di tengah bangsa Israel, merupakan tindakan atas penghakiman TUHAN agar melalui wabah belalang ini, bangsa Israel dapat terpanggil untuk kembali pada jalan TUHAN dengan cara bertobat.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Selain berbicara tentang janji TUHAN, nabi Yoel juga menubuatkan akan hari Tuhan sebagaimana yang tertulis dalam ayat 28-32. Nubuatan nabi Yoel ini disampaikan untuk memperkuat iman bangsa Israel, bahwa segala sesuatu, baik penderitaan ataupun penindasan akan ada kesudahannya. Hari Tuhan juga erat kaitannya dengan Mesias yang TUHAN janjikan bukan hanya untuk bangsa Israel, tetapi untuk seluruh umat manusia, bahwa Sang Mesias yang datang akan diberikan kuasa penuh untuk mengampuni manusia dari segala dosa-dosanya.

Tentulah kabar kehadiran Sang Mesias dapat memberikan pengharapan bagi bangsa Israel bahwa jika bangsa Israel tetap setia pada janji TUHAN sekalipun berada dalam penderitaan, mereka akan mendapatkan upahnya, yaitu keselamatan melalui Sang Mesias, yaitu Yesus Kristus. Dan jika kita bandingkan dengan Kisah Para Rasul 2:17-21, kita dapat melihat bagaimana khotbah Petrus pada peristiwa Pentakosta merupakan penggenapan atas janji TUHAN, yaitu keselamatan bagi bangsa Israel dan juga bagi seluruh bangsa. Di tengah banyaknya cibiran dan ejekan, Petrus memberi harapan baru bagi jemaat perdana bahwa ketika tantangan berat itu dialami oleh gereja, tetaplah berpegang pada janji TUHAN sebab Roh Allah telah diturunkan bagi gereja-Nya untuk menguatkan kita.

Selain itu, dalam nubuatan nabi Yoel bahwa akan terjadi keselamatan bagi seluruh bangsa, nabi Yoel juga menyampaikan suatu kengerian yang dahsyat bagaimana peristiwa hari Tuhan itu akan terjadi, sebagaimana dalam ayat 30-31. Walaupun demikian, nabi Yoel tetap memberikan kepada kita semua tentang arti pengharapan, bahwa siapapun yang tetap setia kepada TUHAN dan mau merubah hidup dengan cara bertobat, maka mereka akan memperoleh keselamatan.

Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus. Di dalam kehidupan berkeluarga, kesetiaan adalah hal yang meski diutamakan di dalam diri setiap pasangan. Menjalani kehidupan berkeluarga, itu berarti harus selalu siap untuk menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Sekalipun setiap keluarga memiliki pergumulan atau permasalahan yang berbeda-beda, kita diingatkan melalui nabi Yoel untuk tidak menyimpang dari janji TUHAN dan berpegang teguh pada pengharapan.

Pertobatan yang disampaikan oleh Yoel kepada bangsa Israel, itu juga berlaku pada diri kita demi memelihara keutuhan keluarga. Sejatinya, berkeluarga adalah proses di mana masing-masing pribadi dapat diubahkan melalui ajaran-ajaran yang sehat serta pendidikan yang benar. Banyak keluarga Kristen yang mengalami berbagai keluhan, baik keluhan suaminya, keluhan istrinya, dan keluhan anak-anaknya. Hal tersebut terjadi karena salah satu faktornya adalah masing-masing pribadi enggan untuk mau terbuka dan enggan untuk melakukan nasihat-nasihat yang diterimanya.

Maka dari itu, jangan sampai kita bersikap seperti bangsa Israel yang pada saat itu tidak lagi mau mendengarkan nasihat dari nabi Yoel sekaligus tidak setia lagi kepada TUHAN. Dan apabila dalam keluarga masing-masing pribadi berperilaku semacam itu, maka bukannya berkat yang TUHAN berikan, tetapi justru hukuman yang menimpa keluarga kita. Marilah saat ini kita sebagai keluarga Kristen, masing-masing mau membuka hati untuk bersedia merubah diri, mentobati berbagai sikap dan perilaku yang menyakiti, dan bersama-sama memiliki pengharapan baru di dalam TUHAN agar TUHAN turut berkarya membangun keluarga kita melalui kuasa Roh-Nya. Amin.

Nas Pembimbing            : Yesaya 24:7
Berita Anugerah             : Roma 2:4-8
Nas Persembahan         : 2 Korintus 9:10-12

Nyanyian :

  1. Nyanyian Pembukaan : PKJ 7:1-2
  2. Nyanyian Pujian : PKJ 242:1-2
  3. Nyanyian Peneguhan : PKJ 290:1-2
  4. Nyanyian Responsoria : PKJ 274:1-2
  5. Nyanyian Persembahan : KJ 450:1-2
  6. Nyanyian Penutup : KJ 346:1-2

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *