Sahabat Salib Kristus

Perikop Bacaan: Filipi 3:17-4:1

Dalam sebuah pertunjukan seni ataupun dalam dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita pernah menyaksikan orang-orang yang memakai topeng atau cadar. Saat kita melihat seseorang memakai topeng atau cadar, mungkin kita bertanya dalam hati : orang itu wajahnya seperti apa ya? Kok, dia menyembunyikan wajahnya dengan memakai topeng atau cadar? Dengan memakai topeng atau cadar, maka kita tidak dapat melihat wajah aslinya seperti apa. Ingat, bahwa kita lebih suka yang asli daripada yang palsu, bukan?

Rasul Paulus menasihatkan kepada jemaat Filipi agar mereka mengikuti teladan para Rasul (17). Mereka hidup dengan sungguh-sungguh menghayati sebagai warga kerajaan sorga yang menantikan Tuhan Yesus Kristus Juru Selamat. Penghayatannya ini didasari dengan percaya dengan segenap hati dan tanpa ditutupi bahwa Tuhan Yesus Kristus yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini sehingga serupa dengan tubuhNya yang mulia (20-21).

Pertanyaan kita adalah mengapa Paulus menasihatkan demikian? Paulus merasa prihatin sampai menangis karena di Filipi ada banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus. Mereka sebagai orang percaya hanya sebagai topeng atau cadar. Mereka belum sampai menghayati akan imannya kepada Tuhan Yesus Kristus (18). Mereka hidup yang masih mengikuti tradisi-tradisi yang berasal dari  hukum Taurat, seperti sunat, yang oleh Paulus disebut anjing-anjing dan penyunat-penyunat palsu  (Band Filipi 3:2-11). Pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara-perkara duniawi. Itulah sebabnya, Paulus mengatakan bahwa kesudahan mereka adalah kebinasaan, tuhan mereka adalah perut mereka, kemuliaan mereka adalah aib mereka (19).

Marilah kita hidup sebagai orang Kristen dengan tidak menjadikan status kristen sebagai topeng ataupun cadar. Hidup sebagai orang kristen dengan mendua hati yang disebut seteru salib Kristus.  Tetapi marilah kita hidup sebagai sahabat-sahabat salib Kristus yang menghayati dengan segenap hati bahwa Tuhan Yesus juru selamat yang mengubahkan tubuh kita yang hina ini  menjadi tubuh yang serupa dengan tubuhNya yang mulia. Marilah kita menghayati karya pengorbanan Tuhan Yesus Kristus  dalam bentuk menjadi  sahabat salib Kristus dengan segenap hati kita. Amin.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Math Captcha
69 + = 75