Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kitab Ratapan merupakan kitab lanjutan yang ditulis oleh nabi Yeremia. Kitab ini merupakan nyanyian ratapan atas jatuhnya bangsa Israel, Yehuda dan Penghancuran Yerusalem sampai masuk kedalam pembuangan di Babel. Pasal satu sampai pasal empat merupakan sajak duka Ibrani (misalnya 2 Samuel 1:19; Amsal 5:2 disebut Qina), membawa perasaan sedih dengan menyampaikan beritanya melalui baris pendek dan terserak-serak. Teknik Qina yang penting adalah kontras dan dramatis, menggambarkan keadaan terdahulu dari orang yang meninggal atau diratapi dengan mempertajam rasa sedih (1:1; 4:1,2; bnd 2 Samuel 1:19,23).
Dalam pasal tiga ini lebih bersifat ratapan pribadi dari pada lagu duka untuk penghiburan. Hal ini merupakan penggambaran atau kiasan kesengsaraan (Rat.1-18), tentang penyataan bahwa Allah akan menjawab permohonan peratap dan merupakan puncak dari kitab rapatan. Sebenarnya ini adalah pengalaman penulis secara pribadi akan tetapi tujuannya adalah secara nasional, penulis berbicara atas nama bangsa, yaitu bangsa Israel.
Pokok utama dalam kitab Ratapan adalah penderitaan dan kesesangsaran karena dosa Israel dan Yerusalem dimana suasana yang menyedihkan dari kemuliaan masa lampau sampai pada kehinaan, kebinasaan dan pada masa pengharapan. Nabi-nabi telah menubuatkan kehancuran Yehuda dan Yerusalem. Dalam nubuatnya nabi-nabi mengakui bahwa Allah yang adil akan bertindak dalam sejarah untuk menghukum dosa umat-Nya. Dalam hal ini Nabi Yeremia melihat reruntuhan Yerusalem sebagai pembuktian dari keadilan Allah (1:8). Kehancuran kota bukanlah kebetulan, melainkan akibat logis dan tak terhindarkan dari pelanggaran hukum Allah. Sekalipun penulis mengeluh terhadap Allah karena kekerasan-Nya (Pasal 2). Penulis mengungkapkan rasa sedih, rasa bersalah dan keprihatinannya atas peristiwa yang membuat umat menderita.
Keadaan Yehuda sangat buruk tapi bukan tanpa harapan. Walau pengahrapannya tidak diuraikan, alasan berharap. Akan tetapi kesetiaan Allah yang selalu mengingat perjanjian-Nya (Rat 3:19-39). Menubuatkan lebih dulu suatu hari yang lebih baik sesudah bencana menimpa. Memegang pengahrapan ini ditengah keadaan sulit dan mengerikan. Pengakuan penulis bahwa penderitaan ada dalam rangka pendidikan Ilahi dan berhubungan dengan kebaikan Allah.
Yeremia memanggil dan mengajak bangsanya untuk berdoa, menangis dan bertobat, dengan harapan bahwa Allah akan mendengar seruan dan syafaat Yehuda dan Yerusalem (2:18). Yeremia menyerukan agar bangsanya tahu bahwa masih ada harapan. Mereka masih dapat berharap karena yang pertama , murka Tuhan hanya sesaat, tetapi kasih-Nya yang besar tidak akan berakhir (ay 22), Allah tidak menolak Yehuda selaku umat Perjanjian-Nya dan Dia masih mempunyai rencana bagi mereka. Yang kedua, Tuhan itu baik dan pemurah kepada mereka yang menantikan Dia dalam kerendahan hati dan penyesalan (ay 24-27). Yang ketiga, Tuhan ingin menunjukan belas kasihan-Nya kepada para penderita apabila maksud-Nya dalam menghukum mereka telah tercapai (ay 28-33). Dalam penghukuman Tuhan juga menunjukan tentang kasih setia-Nya. Tuhan Menghukum namun tidak selamanya Ia menghukum, Tuhan selalu mengingat Perjanjian dengan kasih setia-Nya. Tuhan itu penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah setia.
Dalam situasi apapun yang terjadi dalam dunia ini, kasih setia TUHAN tak pernah habis. Tuhan akan terus menerus setia mengasihi kita didalam situasi apapun yang kita alami. Dalam kitab Ratapan ini, kita melihat bagaimana nabi Yeremia menghadapi berbagai penderitaan dan kesedihan sehingga ia meratapi keadaan itu dihadapan Tuhan. Yeremia meratap atas kerusakan yang dialami Yerusalem secara tragis. Kesedihan yeremia digambarkan bagaikan seorang yang meratap pada saat penguburan sahabat dekatnya yang mati tragis. Yeremia mengakui bahwa tragedi yang menimpa Yerusalem merupakan akibat pemberontakan pemimpin dan penduduk Yerusalem itu sendiri sehingga murka Allah dinyatakan atas mereka. Tetapi didalam situasi seperti itu ”kasih setia Tuhan” menjadi titik pijak bagi nabi yeremia untuk selalu berpengharapan pada Tuhan. Ditengah-tengah rasa dukanya, Yeremia menemukan harapan dan penghiburan didalam Tuhan. Yeremia berkata:”Tak berkesudahan kasih setia TUAHAN, tak habis-habis-Nya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!(ay 22-23)
Yeremia mengingatkan kembali pribadi Tuhan dalam duka umat yang sedang bersedih, kasih dan kesetiaan Tuhan begitu besar. Itu adalah alasan untuk tetap memiliki pengharapan, mengenal siapa itu Tuhan dan menyadari bagaimana posisi umat terhadap Tuhannya. Masa yang telah berlalu tidak lagi dapat diubah, tetapi masih ada masa yang akan datang. Kesempatan yang Tuhan berikan tidak berkesudahan, tak habis-habisnya. Masih ada waktu untuk berbenah diri. Harapan masih ada bukan mengandalkan kekuatan manusia, tetapi mengandalkan Tuhan.
Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimanakah cara kita agar mampu mengingat kasih setia Tuhan didalam hidup kita? Ada berapa cara yang mampu kita lakukan agar kita mengingat kasih setia Tuhan? Pertama, ingalah selalu akan kasih setia Tuhan (ay 22-23). Ipuh dalam ayat 19 merupakan ramuan yang diformulasikan untuk membuat sebuah obat yang rasanya sangat pahit bagi orang sakit. Demikian juga keadaan manusia sering pada kondisi yang terkadang pahit dan mematikan. Tetapi bisa membawa pikiran kita untuk selalu mengingat, memperhatikan dan menghitung kebaikan serta kasih setia Tuhan. Cobalah untuk tidak terlalu memikirkan serta berhenti menghitung segala masalah dan sengsara kita. Serahkan segalanya kepada Tuhan karena setiap sengsara kita telah Tuhan hitung dan air matakita Dia taruh kedalam kirbat-Nya (Maz. 56:9). Bagian Allah adalah menghitung air mata dan kesusahan kita, sedangkan bagian kita adalah menghitung kasih setia, berkat dan kebaikan Tuhan. Tuhan tidak pernah lupa dengan janji-Nya. Ia akan menepatinya tepat pada waktunya, karena Ia tahu waktu yang tepat untuk membebaskan kita dari kesengsaraan.
Kedua, jadikanlah Tuhan sebagai harta kesayangan kita (ay 24). “Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya”. Terjemahan lain mengatakan “Tuhan adalah harta yang terbesar.” Jadikan Tuhan sebagai harta kesayangan , bagian yang terpenting dan segala-galanya dalam hidup kita. Harta dan materi itu memang diperlukan namun itu bukan segala-galanya. Persoalan atau masalah boleh datang tetapi masalah tidak akan membuat kita kehilangan segala-galanya, karena Tuhan yang ada didalam kita adalah harta kesayangan dan bagian yang tidak akan pernah bisa diambil dari kita.
Ketiga, berharaplah selalu kepada Allah (ay 25). “Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.” Bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan yang harus dilakukan adalah percaya dan berharap kepada Tuhan. Perjanjian Tuhan tidak pernah luput atau batal terhadap anak-anak Tuhan yang berharap akan kasih sayang-Nya. Sebagai anak-anak Tuhan , kita perlu saling mendukung didalam doa agar pengharapan kita tetap tertuju kepada Tuhan sembari berusaha sebagai manusia ciptaan-Nya.
Keempat, Nantikan Tuhan (ay 26). “Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan.” Jangan bertindak buru-buru. Itulah kesan dari ayat ini, jika kita dalam pergumulan, berdoalah dan nantikan pertolongan Tuhan. Dengan kacamata iman, kita akan melihat bahwa pergumulan yang kita alami sebenarnya hanyalah berukuran kecil. Jika kita memakai kacamata Firman Tuhan , kita akan melihat bahwa Allah ada bersama dengan kita yang akan memberikan kekuatan dan pertolongan.Sebagai umat –Nya kita harus sadari bahwa Tuhanlah sumber kekuaran kita. Jadi saat kita mulai lemah, kita harus datang mencari dan meminta kekuatan Tuhan. Dalam berbagai situasi yang berat sekalipun, tetaplah bersandar menantikan pertolonganTuhan.
Melalui Penghayatan hidup berkeluarga GKSBS ini, kita keluarga-keluarga untuk mengandalkan iman dan harapan kepada Allah saat menghadapi kesedihan, penderitaan, dan cobaan kehidupan. Keluarga didorong untuk membangun fondasi spiritual yang kuat agar berhasil dalam menghadapi kesedihan, penderitaan, dan cobaan hidup sehari-hari. Demikian juga hendaknya sebagai keluarga Kristen semakin kuat dan untuk tumbuh dan berkembang dalam menghadapi segala ujian kehidupan Tuhan pasti menolong dan memberikan kekuatan kepada kita melanjutkan karya-Nya dalam kehidupan kita. Tetaplah hidup dalam kasih Setia Tuhan, jadikanlah Tuhan Sebagai harta kesayangan, berharaplah kepada Tuhan dan nantikanlah pertolongan-Nya. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Nas Pembimbing : Yeremia 17:7-8
Berita Anugerah : Yesaya 1:18
Nas Persembahan : Mazmur 5:4
Nyanyian :
- Nyanyian Pembukaan : PKJ 7:1-3
- Nyanyian Pujian : PKJ 37:1-2
- Nyanyian Peneguhan : PKJ 4:1-3
- Nyanyian Responsoria : PKJ 156:1-2
- Nyanyian Persembahan : PKJ 128:1-2
- Nyanyian Penutup : KJ 396 :1-3


Leave a Reply