Hadirkan Harapan Baru bagi Komunitas Disabilitas
Suatu tonggak sejarah telah ditorehkan oleh Sinode Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS) melalui penyelenggaraan Ibadah Pentakosta Inklusif pada Selasa, 10 Juni 2025. Bertempat di Jemaat GKSBS Jayaguna, ibadah yang dimulai pukul 10.00 WIB ini mengusung tema “Roh Kudus Memampukan Pelayanan Inklusif: Merayakan Karya Tuhan Bersama Komunitas Disabilitas” dan menjadi sebuah langkah awal yang signifikan bagi GKSBS dalam mewujudkan iman melalui tindakan nyata yang merangkul semua umat Tuhan.
Ibadah ini menjadi wujud panggilan Sinode GKSBS untuk meruntuhkan setiap penghalang—baik fisik, komunikasi, maupun sikap—yang kerap membatasi partisipasi penuh penyandang disabilitas dalam kehidupan bergereja. Untuk memulai pelayanan ini, Sinode GKSBS mempercayakan Klasis Pugungraharjo sebagai pelaksana perdana. Dalam semangat Pentakosta yang mempersatukan, GKSBS menciptakan sebuah ruang spiritual yang aman, nyaman, dan bermakna bagi komunitas disabilitas, sekaligus menegaskan bahwa mereka adalah bagian integral dari tubuh Kristus.
Antusiasme dan Harapan yang Meluap
Meskipun target peserta belum tercapai sepenuhnya, ibadah perdana ini dihadiri oleh 36 orang, yang terdiri dari 9 jemaat disabilitas, 7 pendamping (caregiver), dan 20 anggota majelis jemaat. Namun, jumlah tersebut tidak mengurangi kekhidmatan dan antusiasme yang luar biasa dari seluruh peserta.
Kehadiran mereka justru memancarkan semangat dan harapan besar untuk masa depan pelayanan inklusif di lingkungan GKSBS. Bagi sebagian jemaat, ini adalah pengalaman pertama mengikuti ibadah yang didedikasikan secara khusus untuk penyandang disabilitas, memunculkan kekaguman tulus dan membuka wawasan baru. “Ternyata bisa ada ibadah khusus untuk disabilitas?” ungkap salah seorang peserta dengan penuh keheranan.
Momen ini secara nyata telah membawa semangat dan kehidupan baru, terutama bagi para keluarga dan pendamping. Dalam suasana persekutuan yang hangat, mereka menemukan ruang aman untuk berbagi suka dan duka, menyadari bahwa mereka tidak berjalan sendiri. Roh Kudus senantiasa menopang, dan dukungan dari sesama saudara seiman menjadi kekuatan yang tak ternilai.
Salah seorang pendamping dengan haru menyaksikan putranya kembali ceria dan “seperti menemukan kehidupan baru”. Ia menuturkan bahwa anaknya yang selama ini lebih banyak berinteraksi di rumah, kini dapat bersosialisasi dan menemukan sukacita bersama teman-teman lainnya.
Berkat Tuhan dan Pengelolaan yang Bertanggung Jawab
Di balik kesuksesan acara, panitia menyaksikan bagaimana campur tangan Tuhan nyata dalam setiap prosesnya. Dengan waktu persiapan penggalangan dana yang sangat singkat, hanya satu minggu sebelum acara, panitia berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 6.700.000,00.
Meskipun jumlah ini di bawah target Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) sebesar Rp 13.600.000,00, panitia mampu mengelola dana tersebut dengan efisien. Total pengeluaran tercatat sebesar Rp 4.575.500,00, menyisakan dana Rp 2.124.500,00 yang akan dialokasikan untuk pelayanan inklusif selanjutnya. Ini menjadi bukti komitmen dan transparansi GKSBS dalam setiap pelayanannya.
Menatap Masa Depan Pelayanan Inklusif
Keberhasilan Ibadah Pentakosta Inklusif ini adalah anugerah yang menjadi titik tolak penting. Melalui perjumpaan yang tulus, GKSBS semakin memahami bahwa penerimaan yang utuh dapat membangkitkan kembali semangat dan harapan bagi komunitas disabilitas.
Pelayanan perdana yang dipercayakan kepada Klasis Pugungraharjo ini diharapkan dapat menjadi mercusuar yang menginspirasi klasis-klasis lain di lingkup GKSBS untuk mengadakan kegiatan serupa. Ketika gereja secara aktif memberi ruang bagi penyandang disabilitas untuk beribadah dan melayani, mereka tidak hanya akan menemukan harapan hidup, tetapi juga menjadi saksi nyata dari kasih Tuhan yang tak terbatas.
GKSBS berkomitmen untuk terus belajar dan menjadikan pelayanan disabilitas sebagai bagian tak terpisahkan dari panggilan dan misi gereja. Kiranya Roh Kudus terus memampukan GKSBS untuk menjadi gereja yang semakin inklusif, terang, dan garam bagi dunia. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, Kepala Gereja.
Pewarta : Pdt. Redi Hartanto, S.Th
Leave a Reply