Roh yang Mempersatukan

Khotbah Pentakosta, 8 Juni 2025

Warna Liturgi :Merah
MingguPentakosta
Perikop Bacaan: Kisah Para Rasul 2:1-21

Shalom. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Pentakosta pada awalnya dalam tradisi Perjanjian Lama adalah hari raya penuaian hasil panen yang pertama. Hari raya ini termasuk perayaan besar setelah paskah. Karena perayaannya besar maka tidaklah mengherankan, banyak orang Yahudi asli ataupun keturunan (yang sudah merantau) datang ke Yerusalem untuk merayakannya, karena memang di Yerusalemlah pusat perayaannya. Hal ini sangat masuk akal karena memang disanalah Bait Suci yang kokoh dan megah berdiri. Karena itulah dalam teks firman Tuhan tadi disebutkan bahwa banyak orang percaya berkumpul bahkan kalau ditotal, ada 16 bahasa yang berbeda (ayat 8-11)  yang sekaligus menunjukkan  suku bangsa atau  etnis yang datang dari berbagai tempat untuk berkumpul di Yerusalem dalam jumlah yang besar.

Jemaat yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,

Tema perenungan kita pada Minggu Pentakosta ini adalah “Roh  yang Mempersatukan”. Tema ini tentu menarik untuk kita renungkan karena ada yang akan kita pelajari bersama-sama di dalamnya. Namun sebelumnya ada beberapa hal yang perlu kita fahami terkait dengan konteks firman di atas:

  1. Dalam nas firman dijelaskan, bahwa ada 16 bahasa yang berbeda ketika mereka berkumpul di Yerusalem, namun sangat mengherankan ketika Roh Kudus itu turun dan memenuhi para murid, mereka bisa berbahasa sesuai dengan bahasa orang-orang yang hadir sehingga mereka, selain terheran-heran, mereka juga menjadi mengerti firman Tuhan. Pertanyaannya adalah: “Mengapa bahasa yang disorot?”. Karena konteks Kisah Para Rasul pasal 2, adalah gereja belum terbentuk dan masih akan terbentuk, di sisi lain orang-orang percaya berkumpul dari segala penjuru sehingga untuk mempersatukan yang berbeda ini yang diperlukan adalah bahasa.
  2. Dalam Perjanjian Baru, belum ada bahasa yang bisa mempersatukan antar bangsa (bnd: jaman sekarang ada bahasa Inggris sebagai bahasa internasional), kalau pun ada hanya bahasa Yunani. Namun bahasa ini pada umumnya hanya dikuasai oleh kaum intelektual (orang terpelajar) saja.
  3. Di sini penekanan utamanya sebenarnya bukanlah soal bahasanya tetapi mengenai Roh Kudus berperan untuk mempersatukan orang-orang percaya yang berbeda, dan sarana yang dipakai adalah bahasa.
  4. Kisah Para Rasul 2 adalah cikal bakal berdirinya gereja karena orang-orang percaya dari berbagai penjuru dipersatukan oleh Roh Kudus. Dan hal inilah yang menjadi dasar bahwa gereja bukanlah gedungnya, tetapi persekutuan orang-orang yang ada di dalamnya.

Jemaat yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,

Kalau itu terjadi dalam gereja perdana yaitu Roh Kudus mempersatukan orang-orang percaya yang berbeda bahasanya, maka pertanyaannya adalah: “Apakah pada masa kini Roh Kudus masih tetap berkarya untuk mempersatukan orang-orang percaya secara khusus jemaat-jemaat Se-Sinode GKSBS dengan memakai bahasa?” Jawabannya: “Ya”. Dalam konteks berbangsa dan bernegara, sekalipun jemaat-jemaat Se-Sinode GKSBS terdiri dari berbagai macam suku, budaya dan bahasa, tetapi kita bersyukur, ada bahasa yang kita cintai yaitu bahasa Indonesia yang menjadi alat untuk kita berkomunikasi sehingga bisa saling mengerti. Namun dalam hal ini, ada bahasa yang jauh melampaui itu untuk mempersatukan semua orang percaya bahkan semua manusia, yaitu  bahasa Roh Kudus atau bahasa KASIH. Roh Kudus mempersatukan kita semua dengan bahasa kasih sebagaimana yang disampaikan Paulus dalam Galatia 5:22-23, yang disebut dengan buah-buah Roh. Lalu bagaimana maksudnya bahasa kasih ini? Kita tentu tahu, bahwa  semua orang ingin diperlakukan dengan kasih, semua orang ingin diperlakukan dengan sukacita, semua orang ingin diperlakukan dengan ramah dan lemah lembut, semua orang ingin diperlakukan dengan hormat, dengan santun dan hebatnya, tidak ada hukum atau budaya yang menentang bahasa kasih ini.

GKSBS adalah gereja yang sangat kaya akan perbedaan, jemaatnya terdiri dari berbagai kalangan, dan ini patut disyukuri dan tidak ada masalah dengan  perbedaan. Walau jemaatnya ada Jawa, ada Batak, ada Kupang, Nias dan suku-suku yang lain, itu suatu anugerah tersendiri bagi GKSBS. Begitu juga dengan profesi atau pekerjaannya. Ada yang petani, nelayan, karyawan, PNS, TNI, POLRI atau segala jenis pekerjaan yang lainnya. Sekali lagi kita patut syukuri, Tuhan memberkati GKSBS dengan perbedaan, tetapi Ia juga memberikan sarana untuk mempersatukan yaitu bahasa kasih. Bahasa inilah yang senantiasa mempersatukan kita semua dan mari kita tetap dan terus memakai bahasa itu dalam kehidupan sehari-hari baik dalam pekerjaan, dalam keluarg, bertetangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Secara khusus, dalam konteks bergereja atau berjemaat  bahasa kaih ini harus benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh  jemaat Se-Sinode GKSBS sebagai ujung tombak untuk mewujudnyatakan kehadiran GKSBS di bumi SUMBAGSEL ini sehingga menjadi gereja yang senantiasa mempersatukan semua orang, persis seperti Roh Kudus mempersatukan semua bangsa. Amin!

Tata Ibadah Pentakosta

  1. DOA PERSIAPAN IBADAH; Semua Pelayan berdoa di Konsistori.

(Jemaat Berdiri)

  1. NYANYIAN PEMBUKAAN oleh Liturgos 1; PKJ 2

(Seluruh Pelayan masuk dan Penyerahan Alkitab)

  1. VOTUM & SALAM oleh Liturgos 1

L1 : Marilah kita mulai ibadah  ini dengan masing-masing di dalam  hati kita mengaku  bahwa:

Sumber Pertolongan kita adalah  TUHAN  yang  menjadikan langit dan bumi”.

AMIN…HALELUYA !!!

J : (Menyanyikan Haleluya …..KJ. 472: 1)

L1 : Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus Tuhan kita menyertai  saudara-saudara sekalian!

J : Menyertai saudara juga!

(Jemaat Duduk)

  1. NAS PEMBIMBING oleh Liturgos 1; YESAYA 44:3
  2. NYANYIAN PUJIAN oleh Liturgos 1; KJ 222b
  3. LITANI PENTAKOSTA

L1 : Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi. Sebab jika Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu!

J : Dan kalau Ia datang/ Ia akan menginsafkan dunia akan dosa/ kebenaran/ dan  penghakiman/ karena mereka tetap tidak percaya kepadaKu

L1 : Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahKu, dan Aku akan meminta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kamu  seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu sampai selama-lamanya.

J : Semuanya itu Kukatakan kepadamu/ selagiAku berada bersama-sama dengan kamu/ tetapi Penghibur/ yaitu Roh Kudus yang akan diutus oleh Bapa kepadamu/ Dialah yang akan mengajarkan apa yang telah Kukatakan kepadamu

 L1 :  Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena sejak semula kamu sudah bersama-sama dengan Aku.

 J : Apabila Roh Kebenaran  itu datang/ Ia akan  memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran/ sehingga kamu akan memberikan kesaksian/ dan kesaksian itu bukanlah dari dirimu sendiri.

S : Benarlah nubuatan para nabi/: “Akan terjadi pada hari-hari terakhir/ demikianlah firman Allah/ bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia/ maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat/ Juga ke atas hamba-hambaKu laki-laki dan perempuan/ akan Kucurahkan RohKu pada hari itu/ Amin !

  1. NYANYIAN LITANI oleh Liturgos 1; PKJ 95
  2. DOA SYUKUR PENGHARAPAN oleh Liturgos 1

L1 : Ya TUHAN, kepadaMu  kami berharap, lebih dari pada pengawal mengharapkan  pagi dan terbitnya sang fajar

J : Ya Allah, kepadaMu kami bersandar/,lebih dari seorang hamba/ bersandar kepada kemurahan tuannya

L1 : Kami berharap ya Allah, Engkau menyatukan kami dengan Roh-Mu yang Kudus dan kuatkanlah kami dalam menjalani segala perbedaan

J : GerejaMu/ adalah persekutuan dari berbagai latar belakang suku/ budaya/ dan adat-isitadat yang berbeda

L1 : Kami juga hidup, ditengah-tengah masyarakat yang beraneka ragam dan  kerap, kami hidup seperti domba ditengah-tengah serigala

J :  Tetapi kami bersyukur ya Tuhan/ ditengah-tengah masyarakat yang beranekaragam ini/ kami memiliki peluang yang terbuka lebar/ untuk memberitakan kasih Tuhan kepada sesama kami.

L1 : Satukanlah kami ya Kristus Sang Raja Gereja, sebagaimana Engkau dan Bapa adalah satu. Karena dengan kesatuan itu, kami bisa menjadi garam dan terang ditengah-tengah dunia ini.

S : Satukan kami ya Tuhan, satukanlah kami dengan ikatan kasihMu yang kuat. Biarlah RohMu tetap menyatukan kami semua, sampai Engkau datang kembali. Amin!

(Jemaat Berdiri)

  1. BERITA ANUGERAH oleh Liturgos 1; Mazmur 103: 19-20

Lalu mengatakan: “Bertolong-tolonganlah menjaga anugerah Allah, demikianlah kita akan memenuhi Hukum Kristus” Amin.

  1. NYANYIAN PENEGUHAN oleh Liturgos 1; PKJ 106

(Pada Bait Kedua Liturgos 2/Pengkhotbah menuju ke mimbar)

  1. PELAYANAN FIRMAN oleh Liturgos 2
  • Doa Epiklese

L2 : Ya Bapa, segala tulisan yang telah Engkau ilhamkan, jadikanlah itu bermanfaat  untuk mengajar kami, untuk menyatakan kesalahan-kesalahan kami, untuk memperbaiki kelakuan kami dan untuk mendidik kami dalam kebenaran Yesus Kristus.

J : Kiranya Roh Kudus menerangi batin kami dan menjadikan kami  pelaku-pelaku Firman yang sejati. Amin!

  • Pembacaan Alkitab
  • Pujian dari 50a: 1&6
  • Khotbah
  • Doa Penutup Firman & Doa Bapa Kami
    1. NYANYIAN RESPONSORIA oleh Liturgos 2; KJ 237

(Jemaat Berdiri)

  1. PENGAKUAN IMAN RASULI oleh Liturgos 2
  2. PERSEMBAHAN oleh Diaken
  • Nas Persembahan: Mazmur 34: 3-5
  • Nyanyian Persembahan; PKJ 216
  • Doa Persembahan dan Syafaat
    1. BERKAT oleh Liturgos 2

L2 : Saudara-saudara, ibadah  ini akan selesai, pulanglah dengan damai sejahtera. Bertolong-tolonganlah untuk menghadirkan damai sejahtera Allah dalam kehidupan ini dan terimalah  berkat Tuhan menyertai saudara:

“TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;

TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;

TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu

dan memberi engkau damai sejahtera dari sekarang sampai selama-lamanya”.

AMIN….!!

J : Amin – Amin – Amin

  1. NYANYIAN PENUTUP oleh Liturgos 2; PKJ 97

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *